Sunday, 28 October 2012

HLS : I Can't Change :) : Part 2 : i Promise I'll Take Care Of You Better


"love doesn't come in a minute, sometimes it doesn't come at all~" suara itu muncul dari Jenna yang sedang berkonsentrasi bermain dengan fruit ninja di iPhonennya. "anjirr, suara malaikat itu lagi. Suara siapaa sih itu?" kata Harry dibenaknya. Dia memutarkan kepalanya menghadap Jenna. "owh, si Jenna. Suaranya nipu banget -_-" gumamnya.

"you wake up Harr. How's your sleep?" tanya Jenna meskipun masih menslice beberapa buah yang muncul di layar iPhonenya. "please, don't sing, Jenna" kata Harry yang merasakan rasa pening di kepalanya. "what? My voice is bad?" tanya Jenna. 'suara lo itu nipu. Gua kira malaikat' dibenak Harry. "yaa pokoknya jangan aja. Nipu tau" kata Kata Harry mengucek matanya. "anyway, should you go to work today?" tanya Harry. "gua bolos alesan vertigo gua kambuh" kata Jenna. "why?" tanya Harry. "so you won't throw a party again. Here, it's an aspirin" kata Jenna sambil menyerahkan segelas air bersama larutan aspirin. "today, you will have some rehab" kata Jenna. "where? Who's the doctor?" tanya Harry. "Here. Now. I'll rehabing you" kata Jenna. "you? Why don't you just take me to the rehab center?" tanya Harry. "i don't have enough money. " kata Jenna. "but your phone is iPhone?" tanya Harry. "i saved my salary to bought this. Drink it. We'll start at noon" kata Jenna. "let's do this" kata Harry meletakkan gelasnya.




-skip in prosess-
"okay Harr. Since when you start drink? Why did you start?" tanya Jenna. "not your busniess, not your busnies" jawab Harry ketus. "since when you start smoke? Why did you start? Who made you to starting smoke?" tanya Jenna dengan sabar. "not your busniess, not your busniess. And yeah. I don't care" kata Harry tambah ketus. "since when your attitude changing like that? Why did you start like this? Who turn you like this?" tanya Jenna. "can we just skip the interview session? I don't like this" kata Harry. "like it or not. But you have to passed this session. Don't you want to change?" tanya Jenna. "nope, i love my live. If someone ask me, what's your moto life. I'd answer, drink as much as you can. And kiss girl as much as you can" kata Harry. "it doesn't work out" jawab Jenna kecewa.
"i hate this session" kata Harry. "if you keep saying that. You may leave my house and back in your apartement" kata Jenna. "fine, i like that one" kata Harry langsung bergegas untuk meninggalkan rumah itu. "but if you leave this house, you will meet those paparazis that always makes you sick of it" kata Jenna. Harry yang lebih memilih mendengar ocehan Jenna. Dia kembali duduk ditempat dia duduk. Jenna masih mencatat sebuah cacatan di notanya. "what're you writing?" tanya Harry. "not your busniess".

Sesi interview tidak berjalan begitu mulus. Begitu juga sesi kedua maupun yang ketiga.

Second session:
"okay, next-" Jenna memotong kalimatnya saat melihat Harry sudah mengapit batang rokok dengan mulutnya. "okay, we have to do this" kata Jenna tabah sambil merampas batang rokoknya. Merogoh kantong celana mencari cari bungkus rokok. Lalu membuangnya ketempat sampah. Namun saat dia kembali, Harry masih dapat tersenyum menanntang. Jenna pun langsung memeriksa kedua telinga Harry. Lalu dia menemukan 2 batang rokok yang sudah diselipkan diatas kedua daun telinga Harry. "hmmm, have a big curly hair. Really useful" kata Jenna lalu membuangnya. "dude? Why did you throw all my ciggarates?" tanya Harry. "you hate ciggarates. I know it. You just smoke to make you look like a bad boy. Well no, you're not" kata Jenna. "you don't know everything about me Jenna" kata Harry. "i know like every directioners knows you" kata Jenna. "really? Tell me. Why did i change like this?" tanya Jenna. "i'm trying to ask you. But your bad attitude denied it. I'm trying to help you Harr. In fact, you're not change at all." kata Jenna. "why're you so sure?" tanya Harry. "it's explain From your tattoo. 'i can't change' you weren't choose that tattoo randomly. You're not stupid, Harr" kata Jenna. Membuat Harry diam.

Third session:
"Jenna, i have to pee!" kata Harry mengapit 'barangnya' dengan kedua tangannya dan selangkangannya yang di silang. Menjelaskan bahwa ia kebelet buang air. "but you just peed 5 minutes ago" kata Jenna. "this is man problem. Or i have to peed on your carpet?" ancam Harry. " fine fine. Go on" kata Jenna mengusir Harry.
Harry berlari menuju kamar mandi dan mengunci pintunya.
"haha, she won't know i will drink my Jack" kata Harry dikamar mandi.
"what's that Harr? Gua ga denger suara lo buang air Harr" kata Jenna dari luar kamar mandi. Benar, Jenna sudah mengikuti Harry.
"um, Jenna. Do you mind?" tanya Harry. "no. Not at all. Go on" kata Jenna. Terpaksa Harry membuka keran wastafel untuk memalsukan suaranya. "it's from sink. Harry, what're you doing in there? Did you fooled me?" tanya Jenna. Harry tidak punya pilihan. Selain menungkan seluruh isi Jacknya ke wc. "wow, congrats. You finally pee" kata Jenna. "wow, banyak banget keluarnya. Kebelet banget ya?".
Setelah suara flush terdengar. Harry pun langsung keluar kamar mandi. Dan menaikkan resleting celanannya sebagai bukti. "puas?" tanya Harry ketus lalu meninggalkan Jenna. Tapi sebelum Jenna pergi, dia sempat memeriksa keadaan luar jendela. Dugaanya benar, Harry mencoba untuk minum dan botolnya dibuang keluar. Sedangkan isinya sudah dibuang ke wc. Lalu di flush.

masih banyak masalah masalah sepele lainnya. Seperti Harry mengulang kebiasaan buruknnya.
"Jenna. If i kiss you. Will you stop This rehab?" tanya Harry. "it won't work out" kata Jenna yang sedang mencatat hasil. Harry langsung nyosor ke bibir Jenna, namun ditahan oleh telapak Jenna yang hangat. "i told you. It won't work out" kata Jenna masih menaha bibir Harry. "heh, sok jaim. Bilang aja tadi ngefly" kata Harry langsung kembali keposisi duduknya.

-a week later-
"how long did you stop drink Harr?" tanya Jenna semangat. "a week" kata Harry tambah lemas. "and smoke?" tanya Jenna. "a week. *UHUK* kata Harry sambil batuk. "Jenna. My eyes hurt. And i'm not feeling well" kata Harry. "just take a rest Harr. It'll be gone" kata Jenna. "so, are you ready to second- HARRY!" Jenna terkejut melihat Harry sudah tergeletak di lantai.
Harry keringat dingin, bibirnya putih, sangat pucat. "stay with me Harr. Stay with me" kata Jenna kepada Harry setelah melihat wajah Harry yang pucetnya bukan main. "angel? You already came? Are you going to take me to the heaven?" tanya Harry. "no, you'll stay with me. Aduh udah manggil gua malaikat lagi" kata Jenna. Dia langsung memapah Harry yang berat dengan susah payah menuju teras, menuju Mustangnya. "a mustang? Angel, i thought we will fly with your wings?" kata Harry tambah ngawur. "hold Harry. Kita segera sampai dirumah sakit” kata Jenna menjawab Harry saat dalam perjalan, dia menginjak gas sedalam sampai mentok. Sesampainya dirumah sakit, Harry langsung ditangani di emergency room. Jenna menunggu diruang tunggu, dengan berjalan mondar mandir, tidak tenang. Sambil menggigit bibirnya sampai kulitnya mengelupas. Lalu dokter pun keluar dari emergency room. "Doc! What happen with him?" tanya Jenna. Tapi dokter itu malah mengajak Jenna ke ruangannya. "Doc, what happend with him?" tanya Jenna tergesa gesa. "sunny. Is he in a rehab?" tanya dokter itu. "yes, yes doctor" jawab Jenna. "well, who's the doctor? Can i talk to him or her?" tanya dokternya. "you already talk to the person" kata Jenna. "you?" tanya dokternya. "why don't you take him to the rehab center? Why you?" tanya dokternya. "doc, i'm not rich. I don't have enogh money" jawab Jenna. "why your phone is iPhone?" tanya dokternya. "come on. Is it wrong if poor people have a high tech gadget?" kata Jenna frustasi. "and you car? My nurse told me your car was mustang. You know that's not cheap" kata dokter. "it's from my big brother. Please doctor tell me what happend with him?" tanya Jenna kali ini mulai serius. "dia lagi melewati fase pertama. Ada efek belakangnya dengan mengalami rasa sakit di indra pengelihatannya. Dan seharusnya orang yang kayak dia harusnya dirawat. Kenapa kamu ngga minta dia bayar sendiri? Dia kan penyanyi. Artis" kata Dokternya. "yaaa, kan kita ga tau. Dia juga kan udah keluar dari bandnya. Mungkin aja dia udah bangkrut" kata Jenna. "kamu juga merawatnya dengan cara yang salah. Kamu tau merehab alkoholik itu ngga mudah. Harus dilakukan secara perlahan, oleh dokter yang profesional. Bukannya sama kamu" kata dokter merendahkan sekaligus menyalahkan Jenna. "dokter jangan salah. Aku tuh termasuk lulusan kedokteran terbaik waktu kuliah dan sma. Jadi dokter jangan nge judge aku gitu aja dong" kata Jenna mulai kesal. "terus udah tau gitu kenapa ngga praktek? Menghasilkan penghasilan, duitnya buat biaya dia rehab" kata dokternya. "yaa, aku ngga niat buat ngelanjutin. Aku juga baru ketemu sama dia". Jawab Jenna. "gimana ceritanya kamu ketemu sama dia?" tanya Dokter itu. Jenna pun menceritakan semuanya dari awal kepada dokter itu. "kenapa kamu mau ngurusin gelandangan pemabuk kayak dia?. Meskipun Dia artis" tanya dokter. "soalnya aku ngga mau, orang malang kayak dia. Yaa gimana ya. Dibangunin sama polisi atau orang lain. Atau sampe ditangkep polisi. Karna perilaku bodohnya namanya bisa jelek. Dan kebiasaan jeleknya juga bisa membunuhnya. Dokter taukan, sumpah dokter kayak gimana? Tidak pernah membiarkan pasiennya tergeletak sampai tewas. Aku mau berusaha untuk merubah dia. Untuk Berhenti melakukan kebiasaan buruknya. Mungkin itu alasan ku." jawab Jenna tiba tiba berubah menjadi lebih dewasa. "bagus. Bisa saya rasakan kamu adalah orang baik, punya jiwa penolong" kata dokter. "terima kasib dok. Tidak sia sia saya kuliah kedokteran" kata Jenna.

Jen: "jadi gimana caranya buat nyembuhinnya dok?”
Doc: "yaa, harus dirawat dirumah sakit. Disini juga bisa"
Jen: "yaa, apa ngga ada cara lain dok. Saya ngga punya uang buat biaya  
         permalamnya"
Doc: "begini saja. Saya beri kamu kesempatan untuk merawatnya dirumah mu"
Jen: "lah, maksudnya?” 
Doc:"yaa, kamu rawat dia kayak dirumah sakit. Diinfus, di suntik rutin, semuanya 
         deh udah kayak dirawat inap deh"
Jen: "yaah, tau gitu mendingan dirawat disini aja. Saya bayar deh berapa pun
Doc: "tapi katanya ngga punya uang? Gimana sih?”
Jen: *menunjukkaan senyuman innocentnya
Doc: "gimana?mau gak?" 
Jen: "bedanya apa dok?" 
Doc: "disini lebih mahal. Kan  disini kita melayani fasilitas rumah sakit. Yaa pasien 
         dimanjain. Kalo dirumah kamu kan terserah kamu. Otomatis kita kasih kamu 
         diskon"
Jen: "dok serius?"
Doc: "iya serius. Tapi saya percaya sama kamu. Kamu lulusan terbaik di kampus 
         mu. Dia pasien kamu, berikan yang terbaik untuk nya"
Kaya dokter menekan suaranya karna takut Jenna tidak mendengarnya karna Jenna sudah merayakannya dengan menganggkat kedua tangannya dan membuat suara teriakan kecilnya. 
Doc: "Jenna. Do you hear me?" 
Jen: "yes doc. Take care of him"
        "but doc. Is it legal?" 
Doc: "maybe not. But you would be the best doctor. So i trust you to take care of 
         him. As long as his getting better. I allowed you" 
        "tapi saya mau kamu untuk rutin memberikan saua laporan tentang kondisinya 
         apa semakin membaik atau sebaliknya" 
        "nanti berapa lama dia dirawat sampe pulih, ntar kita rundingin" 
Jen: "thank you doc!!^^" 
kata Jenna langsung menyerang dokter dengan sebuah pelukan. "okay okay. Umm, where's you addres? We'll send you our stuff. Go, meet your patient, doctor" kata dokter itu. Setelah Jenna memberikan alamat Rumahnya. Dia kembali keruang ugd.

Jenna menemukan wajah Harry yang mulai terlihat segar. Tidak seperti sebelumnya. Bibir Harry yang memerah seperti biasanya. "i'm so sorry Harr. I promise i'll make it better. I promise" kata Jenna sambil membelai rambut Harry.


-skip tomorrow-

"feel with my hand on your waist while we dance in the moonlight. I wish it was me that you call later on cause you wanna say good night~" Jenna bernyanyi namun dengan suara pelan. Agar tidak membangunkan pasien lain meskipun hanya ada 1 orang. Suaranya yang merdu meskipun pelan, telah membangunkan Harry. ' angel's voice! Am i dead?' pikir Harry saat membuka matanya. Dia memutar kepalanya dengan perlahan, agar dapat melihat siapa yang sedang bernyanyi dibelakangnya.
"owh, right. Jenna's voice. She sing my song ^^" kata Harry saat melihat rambut cepolan Jenna yang membelakanginya. Lalu dia berpura pura kembali tidur agar tidak menghentikan nyanyian dari kotak musik berjalan itu. "oh how i wish.. Oh how i wish.. Oh how i wish, that was. Mee...... Oh how i wish, that was me" Jenna menyelesaikan lagunya. Lalu saatnya Sandiwara Harry juga dihentikan. Dia membangunkan badannya. "owh. Hi Harr. How's your sleep?" tanya Jenna. Namun apa yang Harry lihat bukan yang ingin dia lihat. Senyuman manis yang setia berada dipengelihatannya. Kali ini yang ia lihat adalah senyum paksaan, dan sepasang mata yang masih merah dan berair. "Jenna, did you cry?" tanya Harry. "no i didn't" jawab Jenna langsung menghapus air matanya. Harry hanya memberikan tatapan 'serius?'
"maybe a bit" jawab Jenna.
Har: "what makes you cry Jenna?"
Jen: "nothing”
Har: *memberikan tatapan barusan*
Jen: "okay. I sang your song. I wish. It makes me cry when ever i sing it or listen to 
        it"
Har: "who it dedicated to?"
Jen: "you" 
Har: "me?" *surprised*
Jen: "i know. It's weird. But when ever you the other girls, i always. Wish, that was            
        me. It remind me to be with you" *honest*  
Har: "i'm sorry if i always breaks your heart Jenna. Come here" *langsung memeluk 
        Jenna. 
Jen: "no, don't be Harr. It's all about your relationship. Not us" 
Meskipun Harry hanya tersenyum kepada mantan fansnya, tapi tetap hatinya terasa berat tertiban beban batin. Merasa bersalah lah intinya.
 "i promise i'll take care of you better this time" kata Jenna setelah memeluk Harry.

-skip pulang-
"Jenna, Kenapa banyak benda benda asing dan benda medis disini?" tanya Harry. "ini, kiriman dari rumah sakit barusan. Lo bakal di opname di sini" kata Jenna. "kenapa ngga di rumah sakit aja tadi -_-" tanya Harry bingung "duitnya mane?".
Sesampai dirumah, Jenna langsung menginfus Harry. Harry hanya melihatnya ngeri saat melihat sebuah jarum kecil sudah masuk kedalam tangannya. Tapi dia berpindah pandangan menuju wajah yang lebih manis dan dan cantik dari pada jarum infusannya, wajah Jenna. "kenapa senyum senyum?" tanya Jenna. "apa? Mata mulut gua" jawab Harry.

Proses Rawat inap dirumah Jenna merupakan mimpi indah bagi Harry namun mimpi buruk bagi Jenna. Jenna mulai merawat Harry layaknya merawat anak bayi. Jenna harus menyuapi Harry setiap ia makan, minum, dan minum obat. "here's comes the tank. Open the gate genderal!" perintah Jenna agar Harry mau membuka mulutnya saat disuapi makan.
Memanjakannya dengan memperbolehkan Harry menonton tv kapan pun dia mau, dan membuatkan cemilan sehat untuknya. "Jenna. I want to watch tv. Take me to the television. And owh, don't forget my fruits. Don't forget to cut it into cubes".
Dan menggantikan bajunya. "put your hands up" kata Jenna agar Harry mengangkat kedua tangannya. Lalu dia membukakan bajunya secara perlahan agar infusannya tidak bergeser.
Dan menyanyikannya lagu pengantar tidur.

Sampai permintaan Harry yang aneh aneh pun ia turuti. 
Jen: "kenapa Har? Kok lemes? Pusing?" 
Har: "iya, sama mual. Mau minum" 
Jen: "minum apa?"
Har: "Jack Daniels" 
Jen: "fine, i'll be right back"
kata Jenna meninggalkan Harry lalu kembali dengan sebotol Jack beserta isinya yang penuh. 
Jen: "here, i just bought it this morning" 
Har: "wahh, akhirnya. Ngga perlu minum diem diem. Akhirnya dikasih juga" 
        *langsung meminumnya.
        "wait. This is not Jack" *disappointed*
Jen: "exactly"
Har: "so what's this? Uu uu! Apple juice. How do you know  i love this?" 
        *lanjut meneguk jus apelnya*
Jen: "every directioners knows that Harr. I may not a directioners. But i still 
         remember your favorites"
Har: "how do you made this?" 
Jenna mengingat caranya untuk membuat itu. Saat dia menemukan sebotol Jack kosong yang tergeletak diluar rumahnya. Memungutnya, membersihkannya, lalu mengisinya dengan apple juice. 
Jen: "ada lah"
Har: "thanks you thank you thank you Jenn! You really a nice fans!"
kata Harry langsung memeluk Jenna. "ahaha, anytime" kata Jenna. "you smell something?" tanya Jenna. Harry menggeleng. Jenna langsung mencari asal bau itu. Ternyata semuanya berasal dari sepasang ketek Harry Styles.
Jen: "ekh, when the last time you took a shower" *langsung melepas pelukannya* 
Har: "semenjak, gua diinfus?" *confused too*
Jen: " 2 weeks? For god's sake! I thought you always took a shower three times a 
        day"
Har: "yaa gimana? Gua diinfus" 
Jen: "but you can sponge bathing. Come on" 
kata Jenna mengajak Harry kekamar mandi. Dia mengisi sebuah baskom dengan air hangat dan sebuah sponge dipinggirnya.
"here. I prepare you-- wow. Who told you to take off your shirt?" tanya Jenna saat melihat Harry sudah membuka bajunya. 
Har: "lah, lo mau mandiin gua kan?" 
Jen: "enak aja. Ogah! Mandi sendiri sana" *denied*
Har: "Jenn. Masa iya pasien lo disuruh mandi sendiri? Yang ada tuh perawat tuh
         memandikan pasiennya. Perawat macam apa lo? Tangan kiri gua lagi diinfus,
        gimana caranya ngebersihin tangan kiri kanan? Kan ga boleh basah"
 kata Harry. Jenna tanpa pilihan kecuali memandikan Harry. Harry yang senang, dan Jenna yang malang. Memandikan pasiennya sendiri yang tertutupi dengan boxer pendek. Jenna merasakan moment itu merupakan moment terparah, sebaliknya dengan Harry, merupakan moment terindah, dimandikan oleh wanita. Meskipun hatinya berat, sedikit rasa ikhlas, tapi yaa mau apa lagi?
"gosoknya pelan pelan Jenna ku" kata Harry. "iya Harry ku" jawab Jenna sambil memelankan kecepatan menggosoknya. "abis itu keramasin ya Jenna ku" kata Harry. "iya sebentar dulu ya Harry ku" kata Jenna menanggapi panggilan itu.
Tidak sampai 1 setengah Jam Jenna memandikan Harry. "makasih ya Jenn, seger rasanya" kata Harry. "anytime" jawab Jenna. Dengan senyuman ikhlasnya, dan Kedua alisnya yang selalu ia angkat setiap menanggapi orang, dan matanya yang mulai sayu, Jenna membalikkan badannya dan langsung tidur diatas sofa.

-skip malam-
Hari semakin larut. Harry belum bisa tidur, akibat rasa beban yang berada di dadanya. Merasa sesuatu yang tidak beres telah terjadi. "gangguin Jenna ahh. Udah lama" kata Harry langsung beranjak dari kasur dan mulai mendorong tiang infusannya. Menuju sofa tempat Jenna tidur. Sesampai diasana Harry memulai keusilannya. Dimulai dengan memainkan rambut Jenna. Tapi semua itu gagal. "astagaa Jenna! Ini muka asli lo?!" gumam Harry. Berusaha menahan jeritan terkejutnya agar tidak membangunkan Jenna. "Ternyata muka lo manis banget, cantik banget kalo tidur" kata Harry masih memainkan rambutnya. Lalu berhenti saat poninya Jenaa ia sangkutkan ke sebelah kanan, diatas daun telinganya. Muka Jenna yang sebenarnya tambah terlihat. Muka lelah, letih, capek, sekaligus lingkar hitam dibawah matanya terlihat hitam. Membuktikan bahwa dia sedang bekerja dan berusaha keras. "what have i done?" gumam Harry saat melihat wajah lelah Jenna.
Harry langsung instropeksi diri. "udah berapa kali gua ngerepotin dia?" kata Harry. Dia berpikir, menyuapinnya, mengabuli seluruh perimintaannya, menggantikan bajunya, mengganti infusannya jika tergeser, dipinjamkan kamar, di beri kesempatan untuk tinggal, berusaha untuk merehabnya, menyanyikannya lagu pengantar tidur, dan baru saja dia dimandikan. "what have i done? I'm such a baby" sesal Harry menundukkan kepalanya ke bawah karpet. "karpet ini, lembut lagi. Ini yang pernah gua muntahin" kata Harry. "i'm so sorry, Jenna. I promise i'll pay you back" kata Harry ngomong sendiri saat menatap wajah Jenna yang matanya masih terpejam. "i promise. I'll pay you back" kata Harry saat mengelus wajah Jenna dan diakhiri di ujung hidungnya. Harry langsung mengecup kening Jenna walau awalnya hampir salah sasaran ke bibirnya. "night night angel" kata Harry mengelus keningnya. Lalu Harry kembali ke kamar Jenna dan mencoba untuk tidur.

-skip tomorrow-
"wake up Harr" kata Jenna membangunkan Harry dengan perlahan.  "Harry~" kata Jenna langsung menutup kedua lubang hidung Harry. "mpmpmphhhhaah! Hah? Jenna!" kata Harry saat bangun karna tidak dapat bernapas lalu menjitak Jenna. Jen: "tumben lo baru bangun, biasanya bangun jam 8" 
Har: "lahh, jam berapa sekarang?" 
Jen: "jam stengah 12" 
Har: "lo bangun jam brapa?" 
Jen: "jam 11"
Har: "kenapa lo ngga nyanyi waktu bangun?" *alamak keceplosan*
Jen: "lahh? Kenapa gua harus nyanyi?" 
Har: "yaa biar gua ikutan bangun" 
Jen: "lahh, maksudnya?" *tambah heran oleh perilaku Harry yang tiba tiba berubah* Har: "ngga ngga jadi. Yaudah ayok"
Jen: "ayok kemana?" 
Har: "periksa gua. Pokoknya kalo gua udah baikan, tolong lepasin infusannya. Gatel  
         tangan gua" 
Jenna langsung memeriksanya seperti biasanya. Dan hasilnya. "Harr, semuanya ningkat dan kembali normal! Kok bisa gini Harr?" tanya Jenna. "karna cemilan sehat buatan Jenna ^^" kata Harry. "masa iya -_-" kata Jenna. Namun sebelum Jenna melepaskan infusannya, dia melaporkan dulu kepada dokter aslinya.

Doc: "ngga sampe sebulan? Serius kamu Jen?" *otp* *surprised*
Jen:  "serius dok. Aku aja kaget" *surprised either*
Doc: "kok bisa secepat ini, biasanya 3 bulanan loh. Tanya dia deh kenapa bisa 
         secepat ini?"
Jen: "katanya gara gara cemilan sehat yang aku buatin dok -_-" 
Doc: "itu membuktikan, bahwa kamu memang dokter sekaligus perawat yang baik. 
         Buktinya kamu yang buatin cemilan sehatnya, bukan orang lain kan?"
Jen: "yaa bukan sih dok" 
Doc: "bagus deh. Selamat, kamu sudah menyelamatkan 1 pasien. Tapi dalam rehab 
         begini, bukan berarti kamu udah bisa ngelepasin dia. Kamu harus tetap 
         mewaspadainya" 
Jen: "siap dok. Saya ngga akan berhenti" 
Doc: "bagus, sekarang biayanya tinggal dirundingkan ya. Alatnya alatnya akan 
         diambil nanti sore" 
Jen: "baik dok".

Setelah infusan Harry dilepaskan, alat alat medis dibawa pulang. Akhirnya Harry dapat bergerak bebas lagi. Dan Jenna tidak perlu memandikannya lagi.
Malamnya, mereka sudah bisa makan malam bersama di meja makan.
"ahahahah, i don't know you're a joker too Harr" kata Jenna saat makan malam bersama Harry. "nobody knows, but i think you the only one who laugh at my jokes" jawab Harry. Jenna hanya tertawa dan tersenyum kecil mendengarnya.
Har: "wow, you finally laugh and smile at me again. I promise i'll do anything to keep 
        that smile. "
Jen: "ahah, nothing Harr, it’s just me want to laugh" 
Har: "no, tell me Jenn. That's okay" 
Jen: "honesly?" 
Har: "honestly" 
Jen: "well, i love the old Harry Styles" *dengan singkat dan pelan*
Har: "sorry?" 
Jen: "forget it. It's nothing." 
Har: "the diffrient between saying something and not saying something is saying 
        something" *reminding his own tweet*
Jen: "i still not understand that tweet -__-" 
Har: "Jenn, tell me" 
Jen: "i love the old Harry" 
Har: "the old me?"
Jen: "taulah, konyol, rusuh, bertingkah idiot, ngomongnya lamaaa banget, suka 
         ketawa tiba tiba, kenceng lagi-" *haven’t finished yet*
Har "do you like when i get naked?" cut her word
Jen:  "Harr, don't do that. Again" 
Har: "fine fine. I just want to know if you like it. Please continue"
Jen:  "terus tuh, pokoknya diri lo yang lama deh. Sama bromance kalian, waktu 
          kalian ngumpul bikin twitcam. Wooh, itu moment terbaik banget. Sampe 3 hari 
          gua ga tidur demi antusias kalian tweetcam" *honest* *jadi curhat*
Har: "3 hari?" 
Jen: *nodded*
Har: "apa gua harus kembali ke diri gua yang lama? Biar bisa bikin lo senyum lagi?" Jen: "no, you don't have to Harr. Just Be your self. Don't let anything change you" kata Jenna. Harry tiba tiba berhenti memakan soupnya.
"you done with your soup Harr?" tanya Jenna. "yes, thank you Jenn" kata Harry. "your welcome" kata Jenna langsung mengambil piring Harry dan meletakkannya di wastafel dapur. sedangkan Harry langsung menuju kamarnya dan mulai instropeksi diri. Tapi saat itu lah dimana cerita sesungguhnya berawal.
-to be continued to Part 3

- milo~
xxo

No comments:

Post a Comment