"that's it! I'm out!" kata Harry mengundurkan diri dari One Direction karna perilaku Liam yang membuat dia muak. Selalu menceramahi dia untuk berhenti minum dan membawa wanita asing ke apartemennya. Dia pun membuka pintu dan keluar dari ruangan studio. "don't worry about him. He's drunk. This is the third times he did this. He'll come back tomorrow" kata Louis menepuk pundak Liam yang sedikit merasa bersalah karna telah memperingati Harry terlalu keras. Namun kali ini Harry terdengar serius.
Tapi dugaan mereka salah, saat Harry keluar dari studio dengan Sebotol Jack di tangannya, dia sudah disambut oleh beberapa paparazi. "you drunk again, Hazz?" kata salah satu paparazi. "get off me, ass hole. I'm out, i'm not in One Direction anymore" kata Harry namun mabuk. Mengejutkan para paparazzi sehingga membuat flash dari kamera mereka berhenti menyala. "you hear me? Post this tomorow, so you will believe me" kata Harry lalu sendawa dan meninggalkan mereka semua. Tapi tidak secepat itu dia kembali ke apartemennya. Di mengunjuni club yang biasa dia kunjungi tanpa sepengetahuan boys selama ini. Untuk bertemu dengan beberapa wanita yang menurutnya menarik dan menambah isi Jack Danielsnya.
Harry Styles, mulai memburuk semenjak Cassidy, mantannya mencampakkannya dengan alasan dia adalah pria manis, bukan cowok nakal seperti Zayn. Lalu dia membuktikan kepada mantannya bahwa dia cukup nakal. Tapi hasilnya dia kelewatan, dia mulai kecanduan. Meskipun awalnya benci rokok, dia mulai mencobanya tapi juga kecanduan. Melebihi Zayn, yang terkenal paling nakal diantara boys.
-skip tomorrow-
Harry bangun di lantai bar yang dia kunjugi semalam, bersama wanita berada disampingnya. Lalu melihat tangan lainnya sedang menggenggam bra pink. "what happend?" tanya Harry saat bangun dibawah lantai di club. Dia melihat jam menunjukkan pukul 2 tepat. Tepatnya saat itu disiang hari. Dia bangun, dan mencoba berjalan menuju studio. Awalnya dia malas untuk bekerja, melanjutkan urusan tentang album ke 3 mereka. Namun perjalanan ke studio yang biasanya dikejar oleh fans. Kali ini dia menerima tatapan sinis dan lain lain. Cukup membuatnya heran, tapi rasa pening di kepalanya membuatnya menganggap semua itu hanya sebuah angin yang berhembus. Sesampainya di studio, dia dapat menemukan boys sedang membaca 1 koran. Terlihat baru saja selesai membaca kabar yang tidak pantas untuk dilewatkan. "afternoon lads" kata Harry innocent. "how could you?! You don't even deserve to come to this studio?" kata Zayn mulai maju ke arah Harry dan mulai meninjunya pelipisnya. "Zayn, Zayn udah. Biarin biarin" kata Liam menahan Zayn. "mate! What was that for?" tanya Harry sambil memegang pipinya. "have you read the news this morning, dick head?" tanya Loius kepadanya. "Boo, why did you calling me that?" tanya Harry heran kepada teman temannya yang sudah berkata kasar kepadanya. "read by yourself" kata Niall melemparkan sebuah koran ke Harry. "Harry is out from One Direction? Lads, no i'm not" kata Harry. "read it! You haven't finish" kata Liam. Harry melanjutkannya. "i'm sick of it to work with those faggs. Zayn with that skunk hair, Liam who always copied very one's hair, Louis always makes me look gay, and Niall. You don't want to know about them? Seriously, for god sake i didn't say that" kata Harry. "you were drunk, weren't you Harr?" tanya Liam. Harry mungkin sedikit mengangguk. "you don't even know what happend last night. It might be the paparazzi makes this too far" kata Niall. "come on guys, you don't believe me as your best friend?" tanya Harry. "get out" usir Louis. "what?" "GET OUT!" kali ini Louis dan Zayn bersamaan. "you fired" kata Louis mendorong Harry keluar pintu sampai dia terbentur dengan aspal di jalan. "aww, mereka kenapa sih?" kata Harry. "ahh palingan besok gua di cariin sama managementnya. 1D kan ngga ada apa apanya tanpa Harry Styles." kata Harry langsung beranjak dan kembali ke club yang dia kunjungi tadi malam. Clubing seharian untuk merayakan hari tanpa pekerjaan.
-6 months later-
Dugaan Harry salah besar. Dia menduga 1D tidak akan berjalan tanpa ada dia. Tapi 6 bulan berlalu, 1D tambah harum tanpanya. Para haters golonga tua berkurang tanpa adanya Harry yang terkenal selalu mengencani tante tante. Tapi 6 bulan berlalu, tanpa henti hentinya bebetapa pesan benci atau teror sebagainya yang Harry terima. Dan tidak ada Paparazi lagi yang mengejar ngejar Harry semenjak matanya selalu sayu dan badannya yang membungkuk. Dia kecanduan minum dan merokok selama 7 bulan belakangan. Tapi bukan berarti dia jatuh miskin. Dia menjadi pemabuk terkenal di London. Terkadang dia selalu di banguni oleh polisi dijalan jalan. Atau di stasiun pemberhentian bus. Tapi beberapa fans nakal bebas menemuinya. Dan melakukan suatu hal yang tidak sepantasnya dilakukan. Kehidupannya hancur, karirnya usai, dia sekarang menjadi berandal yang tidak tau bahwa ia masih kaya.
-disuatu malam-
*BUUUK* Harry di tinju di pelipis kanannya karna telah merangkil pinggang cewek orang. Dia diusir pula dari club. Tidak ada yang mau menerima si berengsek itu. Dia pulang, dengan sebotol Jack yang sudah habis, lalu dia membanting botolnya dan berjalan pulang. Pipinya nyeri dan dia sempat mengeluarkan sedikit cairan darah dari mulutnya. Dia mulai batuk dan pusing. Hingga akhirnya dia pingsan ditengah jalan.
-skip morning-
Nyanyian merdu bagaikan suara malaikat membangunkan Harry. Dia membuka matanya dan suara merdu itu masih terdengar di gendang telinganya. Dan alunan piano kecil menemani suara merdu itu. "everything that i wanted and it was more than i though it would be, i will leave my mark so everyone will know, i was here~" suara malaikat itu menyanyikan lagu Beyoncé. Dan itu berasal dari ruangan lain. Harry memutuskan untuk menuju ruangan itu meskipun pengelihatannya masih belum jelas. Dia melihat seorang gadis ber kaos panjang biru dongker, celana pendek hitam dan rambut dirty brown panjang bergelombang yang digerai. Dia dapat mendengar suara itu dengan jelas dan dapat melihat gadis itu dari dekat. Gadis itu menyanyikan Accousticnya, versi pelannya agar tidak membangunkan tamunya. *UHUK* Harry mengeluarkan suara batuknya dengan sengaja. gadis itu pun membalik badannya dan menatap Harry. "morning, you awake" kata gadis itu. Dia bangun dari duduknya dan menghampiri Harry dan mengantarkan Harry ke sofa tempat dia tidur tadi. "wait here. I'll bring some aspirin." kata gadis itu meninggalkan Harry. Dan kembali dengan segelas air putih dan obat aspirin yang ia janjikan barusan. Dia berikan gelasnya ke Harry, lalu menyemplungkan aspirinnya, terlihat seperti air soda. "drink it. You'll feel better" perintah gadis itu. Harry menatap gelas itu dari dekat tapi ngeri. Gadis itu membantu Harry untuk meminumnya dengan gelasnya dia paksakan masuk ke mulutnya. "that's it. Good, you'll feel better" kata gadis itu membantu Harry untuk meminumnya.
"now, how was it?" tanya gadis itu. Harry menampakkan wajah anehnya setiap meminum minuman yang tidak enak. "hahah, something with your face" ledek gadis itu. Harry mulai batuk.
Setelah membaik, Harry menatap gadis itu yang sedang membereskan gelas bekas Harry tadi. "who're you? What's your name?" tanya Harry dengan suara serak basahnya yang khas. "call me Jenna :)" kata Jenna dengan senyuman manisnya. "Jenna, i like your name" kata Harry. "thank you" kata Jenna dari dalam dapur.
"wait, do i know you?" tanya Jenna. "everyone knows me" kata Harry. "stop, hold on" kata Jenna. Dia mulai memegang lengan Harry. Dibawah ketiak terdapat tato bintang, sebuah lirik, gambar hanger, huruf A, sebuah tulisan dari bahasa Herbew, i can't change di pergelangan tangannya, 4 daun semanggi, sebuah gembok. "you done with that?" tanya Harry karna tangannya selalu dibolak balik oleh Jenna. "let me guess. You are Harry Styles? A.k.a Hazza, a.k.a the flirt. Am i right?" tanya Jenna. "finaly you know me. Are you directioners?" tanya Harry. "well, i used to when i was young. Wow Harr. Welcome. How's the boys? They keep immature aren't they?" tanya Jenna. "basicly, i'm not with them anymore" kata Harry. "what? What happend?" tanya Jenna. "um, for reason. Private, tehe. So how old are you? You said you were younger" tanya Harry. "yeah, since i was 15. Your perfomance at the x factor. I'm 23" kata Jenna. "nice, i'm older than you. I'm 24" kata Harry. "good for you old man" kata Jenna. "Jenn, how did you found me last night?" tanya Harry. "umm, last night. I was home late. From work. And when i'm home, i found you lying on the street. I don't want something happening to you. So i picked you up and put you on my room. But i didn't relise, that you are Harry Styles." kata Jenna jujur. "you live here? Alone?" tanya Harry. "yap, sorry if this house isn't as large as your flat" kata Jenna. "no prob,yours is quite cozy, and-" "berantakan, gua tau. Sorry gua ngga punya waktu banyak buat beres beres." kata Jenna. "sibuk kenapa?" "yahh, kerja. Setiap hari dari siang sampe malen gua jadi pelayan, weekend gua jadi kasir di Nando's. Kadang gua menyempatkan diri buat ke rumah sakit" kata Jenna. "ngapain?" "yaa, jenguk adek adek. Para penderita kanker. Tapi kalo lo ketemu sama mereka. Muka dia tuh imut imut. Bikin gua terharu" kata Jenna. "och".
"Jenn, may stay here for a while? To avoid the paparazi? I'm so sick of it" pinta Harry. "i though you weren't in 1D anymore" kata Jenna. "yeah but they keep asking me the reason why i was out" kata Harry. "don't you have your own flat?" tanya Jenna. "please" "you could stay with your mom" "please" "in your gf house?" "i'm single, but i met many girls. Please" "you can't stay here. We just met" "but i'm used to be your idol. please" kata Harry memberikan tatapan anak anjing yang paling melas. "fine fine" kata Jenna. "yay, thank you Jenna. You're my best fan, muach muach muach" kata Harry mencium pipi Jenna berkali kali. "hold up, curls. Please don't do that. But you have to stay in my flat while i was at work. Kay?" kata Jenna. "okay" jawab Harry melepas pelukannya dan mengatakannya dengan aksen lambatnya yang khas.
"good, it's tuesday. I have to work. Stay in here." kata Jenna. Harry mengangguk mengert namun bermakna lain, sedangkan Jenna pergi meninggalkan flatnya dan berangkat bekerja.
-skip tonight-
"Tony, will you was the dishes? Sorry if this bothering you" kata Jenna. "that's okay, why you home early, Jen?" tanya teman kerja Jenna. "i have a guess Tony. See you tomorrow" kata Jenna. "bye".
Jenna pulang pukul 10 malam sendirian. Namun sesampainya dirumah.
"and party, and bull shit. And party and bull shit" lagu Rita Ora di mainkan keras keras. Dan terdapat mobil parkir sembarangan dan beberapa orang keluar dari sebuah rumah. Tidak lain, itu rumahnya.
"dear Neptune" katanya saat melihat rumahnya sendiri berantakan. "HARRY!!!!" dia teriak saat memasuki rumahnya. "HARRY?!" teriaknya mencari Harry. "no, don't make out on my sofa. OUT!" kata Jenna mengusir. "no drinks. No weed. Everybody out!" kata Jenna. "Harry? Harr? Where's that boy?" kata Jenna. "Harr. Neptune! What are you doing?" kata Jenna saat melihat Harry sedang mencium wanita lain dengan napsunya bersandar di dinding. "you, get off him. Find someone else" kata Jenna memisahkan mereka berdua. "excuse me?" kata wanita itu namun di hiraukan oleh Jenna. Jenna berusaha berpikir untuk menghentikan semua itu. Tanpa dia sadari Harry dan wanita itu melakukannya lagi. *BUUUK* suara tabokan mendarat di wajah seseorang. Jenna menghampiri sumber suara itu. Dia melihat Harry terpojok dengan darah keluar mulutnya. "don't ever kissing with my girlfriend" kata pria yang meninju Harry. "what? You didn't take care of her. You have to learn how to treat woman" kata Harry menghapus darahnya. Mata Harry yang merah dan berair, nada bicara yang tidak normal, membuahkan kesimpulan bahwa Harry baru teler, habis smoke weed. Pria itu memanas, dan kepalan tangannya yang besar siap meninju Harry. Tapi gagal.
"sorry big guy, he's drunk. Dan teler. Get out" kata Jenna menahan tinju pria itu didepan Harry dengan telapak tangannya. "sorry little girl. This is man busniess" jawab pria itu. "It doesn't mean i can't stop this fight" Jenna. "unless you join us. Beat up by us." kata pria itu. " i'd love to. If you faint, you and your team, have to leave my house." tantang Jenna."uuuu, she snapped at us" ledek teman si pria. "i will do anything to get this house, empty. You ready big guy?" tanya Jenna.
Mereka berdua siap di posisi bertarung tanpa aturan bermain. Pria itu tanpa sungkan sungkan memberi Jenna kepalan terbesarnya.
Jenna menahan kepalan itu, menendang barang pentingnya dan menunggunya merintih merasakan sakitnya untuk sejenak, lalu menyerang dagunya. Meninjunya sekeras yang dia bisa. *BUUUK*
begitu singkat. Pria itu pingsang seketika. Orang orang yang melihatnya menganga begitu juga Harry meskipun ia sibuk denan hidungnya. tidak percaya apa yang ia lihat. Pria besar dikalahkan oleh gadis yang terlihat kurang gizi. "he's faint. In a minute. Now as his promise. Everybody OUT!!" perintah Jenna. Semua orang pada berlari keluar. "Ouwww" gumam Jenna merasakan jari jemarinya sangat sakit karna menghantam pria itu terlalu keras.
Dia pun menuju kulkas.
"you were awesome. I can't believe-" "shut up. Cover this aroung your cheek and lips" kata Jenna kesal memotong perkataan Harry dan melemparkan Harry sebungkus es batu. 1 untuk Harry dan 1 lagi untuk tangannya. "you are responsable for this" omel Jenna. "what?" "don't act like innocent kid. This is your fault. I'm just left you to work. I gave a chance to live here. But what did you do? Throw a party? Drunk? Smoke weed? Kissing with random girl, until you beat up like this? My neighborhood is diffrient, Harr. This one is full of old people and an orphan people. For pity people. You should understand." omel Jenna. "i'm sor-" "not because you are a famous guy, singer from One Direction. You just Harry Edward Styles." kata Jenna frontal. Tanpa memikirkan Harry. "what happend to you Har? You were awesome, superstar, every girl adore you. Even i was adore. You were my favorite member Harr. What happend to you? You always drunk. Make out with random girl. You look pathetic. I'm so dissipointed Harr" kata Jenna kali ini meredakan tinggi suaranya. *HOEEEEEEK* Harry muntah di atas karpet Jenna pemberian almarhum mamanya. Lalu Harry pingsan ditempat.
"haaaaah, great." kata Jenna.
-to be continued to Part 2
- milo ^^
xoxoox
No comments:
Post a Comment