*RING RING RING!!!!* deringan suara bel sekolah membangunkan Blu di dalam ruang janitor yang kosong. Yang seharusnya dipenuhi dengan alat alat pembersih ruangan. Sepereti pel, sapu, lap kanebo, penyemprot, pengilap lantai dan jendela, dan hal hal lainnya yang dibutuhkan seorang janitor.
"gua dimana?" pikir Blu.
Saat bangun dari pingsannya. Ia melihat ruangan itu kosong kecuali hanya sebohlam lampu yang menyinari ruang sempit itu. Ia baru mengingat bahwa ruangan sempit adalah ketakutan terbesarnya. Tiba tiba dia bangun dari posisi terlentangnya dan langsung mememukul dinding dinding yang mengelilinginya. Ternyata mereka adalah tembok. Kecuali sebuah papan yang sangat membuatnya lega. Sebuah pintu kayu rapuh membelakanginya. Dia memutar ganggangannya. Tapi tidak membuka. Tiba tiba dia panik lalu mendorong pintu itu kuat kuat. Meski sampai membuat converse krem semata kakinya terdorong kebelakang karna karetnya tidak begitu kuat diatas lantai licin. Pintu tetap tidak terbuka. Sampai dia mendobrak dan meninju pintu itu kuat kuat. Dengan harapan pintunya akan jebol. Tapi dari golongan gadis sepertinya, sebagai gadis feminim. Dan gadis feminim tidak mungkin dapat menjebolkan pintu yang jauh lebih tinggi dari tingginya. Sampai punggung jemarinya merah dan berdarah. Setelah menyadari rasa perihnya, dia menggenggam tanganya dan melihat bahwa mereka telah mengeluarkan cairan darah dan kulitnya mengelupas lebar lebar.
"HAAAAWW" rintihnya kecang kencang sampai meneteskan air mata yang cukup deras. "HAWWW!" katanya sambil meneriakkan rintihan lainnya dari darah lainnya pula. Kepalanya terasa seperti baru di benturkan oleh sebuah lonceng besar. Pusing 7 keliling. Dia meraba keningnya. Mereka juga mengeluarkan darah.
"HAA!!" teriaknya bingung. Dia jatuh ke kedua lututnya.
"Aw!" teriaknya karna merasa nyeri di kedua pinggangnya. Dia merubah posisinya menjadi duduk dengan kedua lututnya berada didepan dadanya. Lalu ia mendorong badannya untuk bersandar dengan dinding.
"Aw!!" rintihnya lagi. Sesuatu yang tidak beres dengan punggungnya. Tanpa ia sadari, bahwa punggungnya mememar karna peristiwa sebelum dia pingsang. Lalu ia menyadari akan 1 hal. Roknya yang putih kebiruannya sudah robek sampai mendekati paha. Kedua betisnya lecet, sepatu conversenya sudah dekil sampai terdapat bercak darah diujung tumitnya. Kedua telapak tangannya tidak mulus lagi. Ditambah lupasan kilutnya beserta darahnya dipunggung jemarinya. Apa yang baru saja terjadi. Blu tambah bingung. Ia tidak mengingat apapun. Kecuali sebuah jaket kulit hitam yang ia kenakan. Dan tidak ia mengenal jaket itu sama sekali.
"kenapa jadi begini? Gua dimana?!"
-seminggu yang lalu-
"Bu! Dia menyontek jawaban saya bu!" teriak Amber si ratu populer yang repurtasinya telah dikalahkan oleh Blu.
Blu sangat terkejut dan langsung memalingkan kepalanya yang dari kertas jawaban Amber. "Ms. Norris! Kamu menyontek?" teriak Mrs. Joe kepada Blu. Dengan reflek ia langsung mengalihkan pandangannya menuju kertas soalnya berpura pura bahwa ia sedang mengerjakannya lalu menoleh lagi kearah gurunya. Berpura pura bahwa ia baru sadar bahwa namanya dipanggil.
"iya bu?"
"iya? Kenapa menyontek?" teriak Mrs. Joe.
"ng-ngga bu. Saya baru saja menyelesaikan soal nomor terakhir" alasannya.
"bohong kamu" bantah Mrs. Joe.
"bener bu"
"ruang kepsek. Sekarang!" teriak Mrs. Joe mengusirnya.
Tanpa pilihan ia langsung beranjak dari duduknya dengan kondisi tubuh yang merinding dan muka agak pucat beserta keringat dingin yang membasahi wajahnya walau dimusim dingin ini. Tanpa perlu menoleh ke arah Amber. Ia langsung melangkah menuju ruang kepsek. Semua itu hanya berupa jebakan busuk dari Amber. Ia ingin menjatuhkan repurtasi Blu yang tadinya sebagai gadis tercerdas dalam matematika tepatnya bidang arsitektur menjadi gadis pencontek. Sebenernya di keahliannya di semua hal yang berhubungan dengan bagun bangun ruang 3 demensi Di smanya. Sedangkan ujian yang baru yang ia ikuti adalah ilmu accounting. Ilmu hitung menghitung uang poundsterling. Hutang pihutang, untung-rugi. Yang sama sekali tidak masuk akal dan tidak penting baginya. Dan tragedi itu terjadi saat Amber yang berpura pura berbaik hati padanya setelah melihat Blu yang sedang menggosok gosok wajahnya. dengan memberikannya sebuah klu dan rumus. Bukan jawaban. Lalu disaat Blu sedang fokus dengan lembar coretan Amber. Amber langsung mengadu, maksudnya menuduh Blu bahwa ia menyontek.
Bukan Amber yang ia permasalahkan kali ini. Tapi hukuman yang sudah pasti menimpanya. Dan omelan pedas yang akan keluar dari mulutKedua orang tuanya.
Saat sampai dan menunggu di ruang tunggu didepan ruang kepsek, seorang murid dengan jaket kulit hitam bersama jambul hitamnya. Brewok tipisnya yang sengaja belum dicukur. Blu yang menunduk langsung menaikkan wajahnya untuk mengetahui siapa yang baru keluar dari ruang kepsek. Murid itu bukan lain Zayn Malik.
Blu menatap wajah Zayn. Yang dari tadi sudah melihat Blu.
"apa liat liat?" mulai Zayn udah mau ngajak ribut. "apa lo liat liat?" balas Blu ngga mau kalah. "lo ngapain disini?" tambah Zayn. "lo ngapain disini?" jawab Blu lagi. "biasalah. Kayak ngga tau aja" jawab Zayn. "oh. Turut seneng deh buat tau" jawab Blu jutek. "Ms. Norris" pak kepsek memanggil nama belakang Blu. "dipanggil tuhh. Turut seneng deh buat tau" pancing Zayn. "udah ah. Nyesel gua ketemu sama lo" jawab Blu makin jutek saat bangun dari duduknya dan memasuki ruang kepsek tanpa memperdulikan Zayn. "hekh. Sombong" balas Zayn langsung berpaling dan meninggalkan ruang kepsek dengan sebatang rokok yang baru ia apit dengan kedua bibirnya.
"Ms. Norris. Ini pertama kalinya kamu dalam masalah. Kamu itu salah satu murid teladan. Kemampuan berhitung kamu itu sangat baik. Tapi mengapa kamu menyontek?" tanya pak kepsek. "pak. Sumpah saya ngga nyontek" "lalu apa yang telah dikatakan oleh Ms. Marvin?" tanya pak kepsek. "jangan dengerin dia. Dia menjebak saya. Saya ngga nyontek pak sumpah" bantah keras Blu. "lalu mengapa kepala kamu menoleh ke kertas jawabannya?" tanya pak kepsek. Blu sempat berpikir. Jika dia mengatakan bahwa ia mau dibantu oleh Amber, pasti itu dianggap bekerjasama. Dan itu dimasukkan kedalam golongan menyontek. "pokoknya ini tuduhan. Ini fitnah. Saya mengatakan hal yang jujur-" "saya tidak mau mendengar alasan dari kamu lagi" kata pak kepsek dengan nada yang tegas sampai membuat nyali Blu menciut. "kamu akan dihukum pada libur musim dingin-" "tapi pak-" "disekolah." kata pak kepsek langsung menyelesaikan kalimatnya setelah tak sengaja terpotong oleh Blu. "tapi pak. Ini ngga adil. Saya yang baru sekali tertuduh menyontek dihukum dihari libur, kenapa pelaku asli lainnya cuma dihukum saat pulang sekolah?" protes Blu. "suka suka saya mau menghukum kamu saat kapan" jawab pak kepsek. "apa saya harus membayar bapak biar bapak bisa menganggap masalah sepele ini beres seperti apa yang pernah dilakukan ibu Amber-" "Ms. Norris. Jaga kata kata mu! Itu hanya fitnah kamu jangan sok tau" jawab pak kepsek. "saya juga difitnah, jadi bapak juga jangan sok tau" jawab Blu lantang. "sudah. Diam. Saya kepala sekolah disini. Jangan pernah membantah saya" bentak pak kepsek kepada Blu. Lagi lagi Blu menciut. "kamu akan bapak satukan dengan kelompok murid 'spesial' lainnya" kata pak kepsek menyamarkan nada kepsek. "pak? Serius? Saya ngga mau bersama mereka" "kenapa? Sebelum kamu berubah menjadi orang seperti mereka?" tanya pak kepsek. "sudah saya bilang. Saya bukan salah satu dari mereka" protes Blu. "sudah. Terserah saya mau menempatkan kamu dimana" kata pak kepsek seenaknya. Blu lebih memilih untuk diam ketimbang dibentak lagi. "orang tuamu sudah saya beritahu. Sebaiknya kamu kembali ke kelasmu" kata pak kepsek. Blu dengan muak melangkah keluar dari ruangan yang paling ia benci itu. "Ms. Norris" kata pak kepsek menghentikan langkah Blu. "kamu sangat mengecewakan saya" kata pak kepsek. "bapak yang mengecewakan saya!" kata Blu langsung keluar dan membanting pintu.
-skip hari hukuman-
Disanalah dia, Blu Norris. Tertuduh menyontek sekali diujian akhir smester.Sedangkan Louis Tomlinson, karna telah melakukan hal yang tak pantas kepada kawan kelasnya dan ketahuan oleh guru (pamer bokong). Niall Horan, karna terlalu ribut dikelasnya dan terlalu sering membawa cemilan kudapan yang lengket dan dapat membuat lingkungan kelas menjadi kotor. Lucy Mally, penyebab perkelahian di kantin sekolah karna masalah sepele yang terikat antar murid perempuan. Ben Wackenster, penyebab pembulian terhadap adik adik junior. Charlie Fletch, berusaha merayu gurunya untuk menaikkan nilai terendahnya agar dikenal sebagai gadis terseksi dan ter pintar di sekolah. Glenn Reckoller akibat meretas komputer guru dan membajaknya untuk merubah nilai nilainya dan nilai nilai pelanggannya menjadi yang terbaik.
Dan yang terakhir, Zayn Malik. Sudah tidak diragukan lagi dia akan mengikuti kelas hukuman tahun ini.
Selain selalu membuat onar, cabut pelajaran, merokok didepan guru, selalu tidur di seluruh pelajaran termasuk olahraga, selalu membantah dan mempermainkan guru. Dan hal hal lainnya. Awalnya, Blu agak minder dengan murid murid seperti. Tapi akhirnya akrab akrab saja. Selain sifatnya yang ramah dan mudah bergaul, orang orang menyukainya. Kecuali Zayn dan Charlie. Charlie karna syirik (karna selama mereka dihukum bersama suasana selalu berubah menjadi rumit kapan pun Blu dan Zayn memulai berargumentasi. Dan Charlie sangat cemburu karna ia berpikir bahwa gadis yang pantas mengalami itu hanya dia) Zayn, emang ngga seneng. Tapi singkatnya mereka malah tambah lengket akibat pertengkaran mereka. Apalagi saat bagian curhat curhatan. Saat itu memang benar benar tidak ada kegiatan lain, karna guru pengawas sedang meninggalkan kelas.
Lo: jadi kalian semua kenapa bisa dihukum diliburan musim dingin
(menjelaskan 1 per 1 sesuai fomasi duduk mereka yang melingkar)
Dan sampailah giliran Blu setelah Zayn disebelahnya. Zayn hanya diam saat digilirannya. Malah dilewati.
Za: ngga ada yang mau tau kenapa gua disini?
Lo: Blu. Lo kenapa bisa disini?
Zayn diabaikan oleh Lou.
Bl: gara gara si Amber
Ch: kenapa Amber? (motong)
Bl: (menjelaskan semuanya dari awal)
Ch: oh my god, she's a bitch more than i thought.
Bl: yeah. (tabah)
Lo: we'll get her, kiddo (sok dewasa)
Bl: no no. That's okay. Dia bakal dapet karmanya.
Za: jangan nunggu doang. Kapan kebalesnya itu?
Bl: pembuat onar diem deh. Gua lebih milih jalur damai
Za: eh anak sombong. Orang gua baik nyaraninnya
Bl: tapi cara lo salah. Kan gua tau gimana cara lo menyelesaikan masalah lo. Dan itu ngga profesional
Za: eh dikira gua sering nampol orang doang? Gua juga make otak
Bl: lawan lo waktu itu siapa? Karna kalah body?
Za: jangan sok tau deh nona manja.
Gl: udah udah woy. Kita disini bukan untuk mendapatkan perdebatan lainnya wei. Tolong. Gua pengen gathering kita yang satu ini damai damai aja
Za&Bl: yaudah pergi sana!
Be: heh heh heh. Glenn bener. Dikira kita ngga capek ngeliatin kalian berdua keasikan bacot terus? Kita juga pengen ngomong cuman gara gara kalian yang ribut kita jadi ngga enak ngomongnya. Kita gini gini juga ada etika. (prote)
Ni: udahlah kalian berdua coba damai untuk sekali aja.
Ch: ngomong ngomong! si pak tua dimana? (merusak suasana)
Za: oh iya. Si kakek dimana sekarang? Dari tadi kagak balik balik
Lu: tadi lagi keluar bukan?
Ni: Blu. Coba cek diluar deh
Bl: heh. Gua cewek. Lo serius nyuruh gua begituan?
Lo: Blu bener. Zayn, temani dia
Za: kenapa gu-
Lo: lo bukan cewek kan? (motong)
Za: anjing lo emang!(mengancam dengan 1 kepalan)
Lo: udahlah turutin aja. Sekalian buat menyelesaikan perdebatan kalian berdua. Ntar balik balik kalian bisa damai
Ch: kalo Blu ngga mau. Biar gua deh yang keluar.
Za: tai ah. Yaudah nona, cepet
Zayn lebih memilih Blu ketimbang Charlie.
Lalu mereka berdua pun memutari seluruh wilayah sekolah seperti lebih dari setengah jam. Dan semua itu, tidak ada aktifitas lain selain memperdebatkan sesuatu dengan topik yang tetap.
Za: emang udah logikanya, itu mustahil. Dengan campuran itu yang ada reaksi kimianya beda lagi. Zatnya aja udah beda.
Bl: tapi tuh zatnya mendekati.
Za: eh denger dulu. *menjelaskan seperti seorang professor menjelaskan dengan serinci rincinya sampai membuat Blu terkejut*
Jadi terbukti. Itu mustahil
Bl: Zayn, gua ngga tau lo pinter kimia
Za: ngga. Ini bakat dari lahir.
Bl: yang ini ngga mungkin alami. Baca dimana lo?
Za: lagi lo kenapa bloon banget sih? Gua kira lo orang paling pinter
Bl: gua pinter, cuma disatu bidang. Ngga kayak anak teladan lainnya. Bisa lebih dari 5 mata pelajaran sma yangmereka teladani. (membuat Zayn terdiam)
Setelah melewati beberapa ruang kelas yang kosong.
Za: lagian lo ngapain nyontek sih? Gua kira lo anti-nyontek. Kayak murid teladan lainnya.
Bl: udah gua bilang, gua ngga ada maksud nyontek. Semuanya itu jebakan Amber. Waktu itu emang kepepet rapet banget. serapet pantant siapa ya, lupa. Gua ngga ada pilihan. Lagian awalnya dia itu mau ngajarin gua.
Za: emang itu lo lagi ulangan apa?
Bl: accounting. Yang berhubungan sama uang
Za: yaelah duit doang. Udah tau itu favorite semua orang. Kalo hitungan keuntungan konsumen kurang tanpa sebab, berarti ada yang korup. Selesai.
Bl: dikira ngitung duit gitu doang. Bukan Malik.
Setelah menaiki tangga sempat terjadi kecelakaan kecil saat Blu hampir terpeleset dengan plastik yang tergeletak misterius disalah satu anak tangga yang mendekati lantai 2. Saat Blu ter jatuh kebelakang
"BLU!" teriak Zayn saat melihat Blu terpeleset. Dengan gesit dia menangkap Blu dari belakang. "ugh" Zayn menangkap Blu diwaktu yang tepat.
"haaah" kaget Blu lugu. Zayn membantunya berdiri dan mereka berdua melanjutkan langkah mereka dilantai 2. Jantung Blu berdebar kencang semenjak kejadian berusan.
Bl: Za-Zayn
Za: apa? (stay cool)
Bl: makasih ya. Udah nangkep gua. Kalo ngga ada lo, kepala gua udah bocor kali
Za: iya woles.
Suasana semakin sunyi.
Bl: gua... mau minta maaf. Udah salah paham sama lo
Za: iya woles ngga pa apa. Bukan lo doang kok.
Bl: emang orang selalu salah paham sama lo?
Zayn sempat diam, membuang mukanya saat itu.
Za: orang mikir. Gua anak anak haram, sumber masalah. Makanya setiap ada masalah. Gua aja tujuannya. Kalo gua ngomong jujur, dianggap ngelawan.
Blu berpikir, mungkin sangat berat kehidupan Zayn. Tiba tiba dia mulai merasa kasihan kepada Zayn..
Bl: ohiya. Yang tadi. Kapan lo menyelesaikan masalah pake otak? Mayoritas kan pembuat onar menyelesaikan masalahnya pake otot.
Za: lo ngga tau ya, kalo gua punya otak?
Bl: ohh Zayn punya juga. Ya ampun!
Za: heeh, dasaar. Udah gua selametin juga barusan (muka masam)
Bl: hahahah. Sorry sorry. Canda doang gua. Jadi, kembali. Masalah apa yang memakai otak lo?
Za: ada lah. Masalah orang tua gua.
Blu mendengarnya kurang jelas. Dia memberikan tatapan 'bisa diulangi apa yang kau katakan?'
Za: iya masalah orang tua. Orang tua gua tuh berantem terus. Tapi ngga cerai cerai. Mungkin nanti pas kelulusan gua. Semoga aja gua ngga bakal lulus apa.
Blu hanya diam. Dia tidak enak membahas tentang yang berhubungan dengan masalah keluarga. Tapi Zayn malah melanjutkannya.
Za: gua gunakan otak untuk memikirkan rencananya. Gimana caranya biar mereka bisa batal cerai. Karna kalo jadi. Gua ngga mau diperebutkan. Oh tunggu, apa gua dianggap hidup sama mereka?
Lanjut Zayn. Meskipun Blu diam, tapi dia tetap mendengar Zayn dengan ngga enak hati.
Za: gua mulai mencari onar cuma untuk mencari perhatian dari mereka berdua. Kalo mereka dipanggil si kepsek korup, mereka kan bakal dateng berdua. Kan enak tuh kalo mereka berdua ber akting layaknya sepasang suami istri bahagia didepan gua dan didepan kepsek korup itu. Walau gua tau sampai rumah gua ngga bakal dianggep lagi.
Semakin banyak onar yang gua buat, semakin sering mereka berdua kesini.
Bl: sorry Zayn. Gua ngga seharusnya nanya itu ke lu
Za: ngga, woles aja sih.
Zayn berusaha membuat suasana menjadi santai. Agar dia tidak melakukan tindakan memalukan saat menceritakan kisah hidupnya. Dan dia melanjutkan ceritanya sambil menyender di salah satu loker. Iya, mereka sempat berhenti demi melanjutkan cerita kehidupan menyedihkan Zayn
Za: gua tau lo ngga nanya dari tadi karna lo ngga mau membahas ini. Gua cuma butuh seseorang untuk diajak ngomong. Ngga peduli siapapun itu. Cuma berdua. Di tempat kosong. Demi melampiaskan rasa pahit di batin gua.
Bl: kenapa ngga ke BK selama sekolah?
Za: lo gila membahas masalah pribadi gua sama orang yang lebih pinter? Mereka bakal melapor ke ortu gua.
Bl: maksudn lo gua lebih bego dari lo gitu -__-' (dalam hati)
Bl: bukannya itu lebih baik ketimbang membuat onar disekolah? Kalo lo ngga lulus gimana? Lagi pula kalo ngomong sama gua, gua juga ngga tau mau jawab apa.
Za: justru gua nyari orang yang lebih banyak diem tapi mendengar. Ngga yang kebanyakan ngomong dan memberikan motivasi motivasi sampah dan sok tau. Lagi pula lulus ngga lulus, siapa yang peduli? Orang tua ngga. Tindakan guru ke gua, cuma ngomelin, marahin, ngasih hukuman. Selesai. Rasanya ngga ada yang peduli sama gua. Temen? Siapa yang mau temenan sama orang preman kayak gua?
Bl: mereka di perpus?
Za: mereka masih seperti anak brandal sma, bukan krimanal kayak gua.
Bl: kri-kriminal? Lo ngapain aja Zayn?! (panik)
Za: maksud kriminal itu yang memecahkan rekor sekolah sebagai yang paling sering cabut, nyolot ke guru, ngancurin sekolah, paling sering berantem.
Bl: oalah. Ngomong yang bener ngapa. Panik gua bisa berhadapan sama kriminal.
Za: ngga lah. Penjahat yang kaya gua masih punya otak sama hati
Bl: Zayn juga punya hati? Apa lagi yang lo punya? (canda Blu)
Za: sialan.
Mereka tertawa berdua saat itu sambil bersandar di loker.
Za: sebenernya gua rada risih deketan sama orang kaya lo, Blu
Bl: anak teladan? Kenapa?
Za: bukan anak teladan doang sih. Yang memiliki kehidupan yang sempurna.
Bl: kehidupan gua? Menurut lo sempurna? (protes)
Zayn mengangguk.
Bl: haah. Mimpi buruk bagi gua.
Za: orang tua yang langgeng dan selalu bersama menurut lo itu mimpi buruk? (protes)
Bl: bukan itu yang gua maksud. Lo enak. Memiliki kehidupan yang bebas. Gua? Belajar sakit ngga sakit. Mereka menekan gua untuk menjadi nomor 1. Dan lo tau apa yang terjadi waktu orang tua gua tau gua ketuduh nyontek?
.Zayn menggeleng
Bl: ngga ada makan malam. Ngga ada hiburan dari media elektronik maupun yang bukan. Belajaar belajaar. 'KAMU HARUS MENJADI NOMOR 1, Blu! NOMOR1!' Haaah. Gua tuh udah kayak mesin keluarga. 'Pengharumnya' lah kalo kata orang.
Za: sepertinya kehidupan kita sama sama pahit, Blu.
Bl: kelihatannya begitu.
Tiba tiba mereka tidak bergerak gerak karna sudah bersandar diloker sambil duduk.
Za: gua seneng ternyata lo pendengar yang baik, Blu. Rasanya tuh lega udah cerita sama orang
Bl: gua juga.
Za: lah bukannya lo punya kelompok?
Bl: ngga. Siapa yang mau temenan sama gua? Di kalangan cewek sekolah, mereka tau gua terlalu geek. Kalangan kutu buku nilai gua hanya gadis populer lainnya dan bisanya cuma nyontek. Dapet prestasi palsu, bla bla bla. Jangan sala, gua juga disalah pahami. Sama halnya dengan lo Zayn.
Za: welcome to the club, kiddo. We really have so much in common.
Bl: i really hate high school. I can't wait to get out from here and start a new life.
Za: itu mah buat untuk lo aja. Golongan madesu dan kriminal kayak kaminngga punya arah hidup.
Bl: jangan nyerah. Gini deh. Gimana nanti abis sma. Kita jangan pisah dulu. Mungkin kita bisa kerja sama, saling membelakangilah bahasanya. Kita kan punya banyak kesamaan. Walau sifat kita bertolak belakang. Yang penting prinsip kita ngga jauh jauh banget.
Za: Gua aja ngga tau gua bakal lulus apa ngga.
Bl: jangan nyerah lah. Bisa gua bantu kok. Tenang. Masih ada murid geek disekitar lo. Mereka bakal bantuin tanpa harus mengancam mereka. Asal lo punya kemauan buat lulus aja kok.
Za: lo yakin gua bisa lulus?
Bl: percaya sama gua.
Kata Blu sambil tersenyum semangat kepada Zayn. Zayn hanya tersenyum dengan gayanya lalu tertawa layaknya cowok kece lah. "ayo, kita cari kakek tua itu. Biar kita bisa pulang" kata Blu mengajak Zayn untuk berdiri. Zayn berdiri. "kau masih lugu, Norris" ledek Zayn saat berjalan bersama Blu menuju ruang guru. "apa kata kau lah Malik" kata Blu.
Semenjak itu Zayn mulai sadar bahwa firasatnya terhadap Blu salah besar. Yang tadinya ia mengira bahwa Blu adalah gadis manja dan kaya dari cara berpakaiannya yang selalu sopan. Ternyata dia itu gadis yang percaya diri dan mandiri. Masalah baik atau ngganya, itu memang sudah pasti. Caranya berbicara dengan Zayn. Itu sangat wajar. awalan cara gadis baik baik ngomong sama cowok preman, yaa emang gitu. Ketus. Justru cowok preman itu maunya cewek ketus yang rada cuekkan. Ditambah kata kata Blu yang tegas dan yakin. Membuatnya terdengar dewasa. Dan senyuman Blu yang manis. Serta mata Blu yang berwarna biru layaknya birunya langit. Rambut coklat tuanya selalu digerai bersama Bando birunya selalu diatas ubun ubunnya untuk menahan poninya. Dan semenjak itu, Zayn mulai sadar apa yang sedang ia hadapi. Jantungnya tiba tiba berdebar setiap disenyumi Blu.
Dengan penuh tawa, mereka berdua akhirnya sampai juga diruang guru.
"pak tuaa.." panggil Zayn. Mereka berdua berpencar. Zayn ke arah selatan sedangkan Blu kearah barat.
"ZAYN! ZAAAYYYNN!!!" jerit Blu.
"apan sih? Teriak-- HOLY SHEEP BALLS!!" Zayn juga kaget saat melihat guru pengawas mereka sudah bersandar di dinding dengan sebilah pisau besar tertancap didadanya. "Mr. Al?" panggil Blu ngeri. "he's dead, Blu" kata Zayn. Blu langsung mencari lengan Zayn yang terpenuhi tattoo. Dan menggenggamnya kuat kuat.
"ke perpus Blu!" ajak Zayn langsung menarik Blu untuk keluar dari ruang guru. Tapi saat membuka pintunya.
Seorang pria bertubuh besar, jauh lebih besar dari Zayn muncul didepan hadapan mereka. "HAAAAH!!!" teriak mereka berdua serempak. Orang itu hendak menjambak mereka berdua tapi mereka berdua keburu kabur berpencar.
-Fakta-
"... Diamond-Century Bank baru saja di bobol oleh sejumlah teroris. Mereka menjebol brankas bank dengan sejumlah peledak. Diamond-Century Bank mengalami kerugian yang besar dikarenakan sejumlah Berlian nasabah bank berhasil dirampas oleh teroris berbaju hitam. Polisi telah bergerak untuk melacak para teroris dengan ciri-ciri berperawakan tinggi dan memakai topeng hitam. Pihak kepolisian juga meminta bantuan warga setempat untuk segera melaporkan keberadaan mereka bila ada yang melihat."
Niall membacakan isi broadcast massage dari blackberrynya keras keras didalam perpustakaan.
"halah begituan dipercaya" bantah Lucy. "yang begini jangan diremehin Cy" bela Glenn. "lo tau kan isi isi bm biasanya bull shit semua?" tambah Ben membela Lucy. "percaya atau ngga. Tetep yang gua pikirkan Zayn sama Blu. Apa mereka udah damai? Kok mereka lama banget ya?" kata Lou khawatir. "si kakek juga ngapinkeluar keluar kelas? Udah waktunya pulang. Disini dingin beku lagi. Udah tau diluar hujan salju" keluh Charlie. "udah lah. Ngga usah ngeluh mulu. Lagian siapa suruh pake tank top ke sekolah?" kata Lucy. "siapa tau Zayn tertarik sama gua" kata Charlie "stupid hoe (berbisik). Yaudah sana ambil mantel Blu aja. Ntar kalo mereka balik, lo balikin lagi" perintah Lucy kepada Charlie. Saat Charlie hendak mengenakan mantel biru dongker Blu, tiba tiba 3 orang pria berbaju hitam dengan Senjata AK-47 menodongi mereka.
"semuanya. Tiarap di lantai!" teriak seorang pria yang menatap Charlie. "what's going on?" tanya Charlie panik sambil memegang leher belakangnya. "saya bilang tiarap! Bukan nanya" perintah si teroris. Semuanya pun bertiarap dengan perlahan diatas lantai. Dengan kedua telapak tangan melingkari leher belakang mereka. Seluruh barang berharga diambil semuanya. Termasuk blackberry Niall. Dan burrito panasnya. Sampai Niall menangis ditempat. Singkatnya mereka semua menjadi sandera. mereka akan dipindahkan ke gudang basement. Tempat itu sangat tersembunyi hingga tidak ada murid yang mengetahui keberadaan basement tersebut. Sebelum mereka disuruh berjalan. "jumlah kalian ada 6, sedangkan jumlah tas di kursi ada 8, dimana 2 nya?" tanya si teroris. Mereka semua diam. Tak seorang pun membuka mulut bahkan Charlie. "2 murid berada di luar perpustakaan. Cari sampai ketemu" kata si teroris kepada partnernya lewat walkie-talkie. Lou menunjukkan ekspresi paniknya kepada Niall. "gimana nih?" tanya Niall. "mereka bakalselamat. Gua yakin" meski dengan muka penuh keraguan.
Itulah asalnya.
-Kembali ke moment Blu dan Zayn-
Mereka berdua masih dikejar. Ditambah beberapa pisau berterbangan di langit langit. Mereka tetap berhati hati. Sampai si teroris berhenti meluncurkan pisau. Karna dia kehabisan. "Blu! Gua punya ide" bisik Zayn kepada Blu dibawah salah satu meja. "gimana?" "sini sini" Zayn membisikan rencananya. Beberapa menit kemudian, Zayn bangun dari meja untuk melemparkan sebuah remukan kertas kepada si terroris sedangkan Blu sibuk berpindah posisi mendekati jendela. Zayn beranjak lalu menancing si terroris. Saat sang terroris mengejarnya. Dan menangkapnya. Lalu Zayn menyiramkan sebotol tinta spidol merah ke mata si terorris. Lalu Ia membiarkan si terroris merasakan sakitnya lalu membantu Blu memindahkan CPU komputer yang sudah dipisahkan dengan monitornya. Apa bila si terroris sudah mendekati jendela. Mereka berdua ;langsung melemparkannya dengan CPU komputer yang besar kepada si terroris sampai terdorong kebelakang menembus jendela lalu jatuh keluar gedung sekolah. *PRAAANG*
"Zayn?" tanya Blu mulai panik karna ini kali pertamanya ia membunuh orang. Sama halnya dengan Zayn. "ayo Blu. Kita ke perpus" kata Zayn langsung menarik Blu keluar. Seperti yang terjadi diluar, telah terjadi hujan salju. Angin dingin bertiup memasuki ruangan sampai membuat Blu menggigil. Mereka langsung kabur. Namun saat baru saja keluar sudah ada 2 terroris menyadari keberadaan mereka berdua. "Hei Kamu!" teriak mereka sadar.
"RUN!!"
Kedua teroris itu langsung mengejar Blu dan Zayn kabur.
Sudut lorong demi lorong mereka lewati. Hingga akhirnya mereka berdua lolos bersembunyi. Setelah keluar dari tempat persembunyian. Mereka berdua menuju pintu ventilasi udara sekolah yang sempit. " masuk duluan " suruh Zayn. "ini menuju kemana?" tanya Blu. "ke perpustakaan. Cepet sebelum yang lain sadar kita Ada lagi!" suruh Zayn. Mereka langsung memasuki ruang ventilasinya. "Zayn! Gua takut tempat sempit" kata Blu panik. "ngga apa apa. Ngga akan lama. Cuma belok di pertigaan. Cepet!" kata Zayn. "dari mana lo tau jalan begini?" "biasa. Kan gua sering cabut" kata Zayn santai. Dasar -_-
Mereka pun sampai di perpustakaan yang sudah kosong. "Mantel gua? Dimana?" pekiknya sesampai di perpustakaan. "Blu. Yang lain pada kemana?" tanya Zayn saat melihat ruang perpustakaan kosong. "Ayo Blu. Kita pergi dari sini" ajak Zayn saat mengenakan tas selempangnya. Sedangkan Blu sedang memeriksa bbnya yang menunjukkan bahwa tidak Ada sinyal. Lalu ia mendapat sebuah pesan broadcast dari Niall tentang yang baru mereka dapatkan dan langsung membaca isinya. yang isi bmnya sama persis dengan Niall. "Zayn?" Blu memanggil Zayn. "apa?" sahutnya.
"kita diteror.." jawab Blu.
"kita harus cari yang lain. Ayo Blu" kata Zayn tanpa terdengar rasa takut sama sekali. Blu datang menghampiri Zayn lalu menggenggam tangan Zayn kuat kuat demi mengurangi rasa takutnya. Mereka berdua langsung berlari keluar dari perpustakaan. Namun.. "BRUUKK" Blu terjatuh karna tak sengaja menginjak tali sepatunya.
-kembali ke masa sekarang-
Blu terbagun dari lamunannya. Dia baru sadar sekarang. Dia melihat kedua lututnya yang lecet karna terjatuh saat keluar dari perpustakaan saat itu.
"gua? Kenapa bisa ada disini?" katanya bingung lagi. Iya, dia mulai ingat semuanya. Penyebab dari luka lukanya.
Pinggang yang nyeri dan lutut yang lecet karna dia selalu terjatuh dari langkah larinya. Tapi Zayn membantunya berdiri dan mulai berlari lagi. Punggungnya yang memar karna saat mereka berdua tidak pilihan selain melompat dari balkon teater sekolah yang tinggi agar bisa mengambil jalan pintas. Mereka berdua melompat bukan dengan mulusnya. Mereka berdua sempat tersangkut beberapa Alat teater yang menghalangi target mereka. Zayn yang jatuh dengan posisi tengkurap, dan Blu yang membelakangi lantai. Itu mengapa punggungnya agak memar akibat itu. Tapi Zayn segera bangun dan memapah Blu untuk bersembunyi. Dan kepala yang berdarah, saat Zayn memaksanya untuk meninggalkannya. Dia disuruh berlari sejauh mungkin tapi dia tidak tau kemana arahnya pergi. Dia menabrak tembok dengan keras. Kepala kirinya menghantam dinding, lalu terbentur lantai saat Ia terjatuh. Lalu Zayn datang untuk menggendongnya untuk pergi dari situ. Zayn, Zayn, Zayn. Hanya itu yang ada dipikiran Blu kali ini.
Jaket kulit hitam yang Ia kenakan, juga milik Zayn. Saat Blu tidak dapat berhenti bersin dan temperatur tubuhnya yang tiba tiba menaik. Zayn menyerahkan jaket hitamnya untuk Blu.
"Zayn? Zayn? Lo dimana?!" teriaknya dari dalam ruangan itu. "ZAAYN!!!" teriaknya sampai menangis. Tiba tiba hanya Zayn seorang yang berada di benaknya. Zayn yang selalu menyelamatkannya disaat dia jatuh, terbentur, dan terhantam. Meski dulunya begitu menyebalkan dan menjengkelkan, tapi kali ini Blu berpikir lain. Tiba tiba Ia merindukan Zayn. Dia ingin Zayn disana bersamanya sekarang. Menemaninya ditempat sempit ini. Dia tidak mau tangannya sendiri sementara tangan lainnya yang selaku menggenggam tangannya sedang berada entah dimana. Kalimat kalimat tegas yang selalu membuatnya tenang untuk tidak merasa takut karna sekolah mereka sedang diterror. kali ini tidak ada lagi yang mengatakan kalimat kalimat itu.
"Zayn! Lo dimana Zayn! Gua butuh lo sekarang!" teriaknya didalam ruang janitor itu sambil menendang nendang pintu yang berada didepan kedua kakinya dengan sekuat tenaga sampai membuat lututnya lelah. Dia mulai kehilangan harapan. Dia berpikir bahwa sekarang adalah hari terakhirnya. Beberapa menit kemudian, ganggangan itu terputar dengan sendirinya sampai menyadari Blu. "hah? Zayn?!" ujarnya dengan semangat. Lalu pintu itu terbuka dari luar. Blu bertambah semangat. Namun saat Ia menatap si pembuka pintu itu. Senyumannya menghilang, hatinya hancur berkeping keping, jantungnya berhenti seketika.
Itu bukan Zayn
next part pretty soon :)x ~
Hugs and Kisses
- Miles~
No comments:
Post a Comment