"wow, school theater" kata gua takjub. Meskipun sering kesini. Ini tetap ruang favorite gua.
"this is your favorite place, since you were 14. Am i right?" tanyanya.
"ofcourse it is. Because i like to-"
"acting and singing. Your dream to be an actrist" potongnya.
"Niall?" tanya gua aneh.
"my lady" katanya sambil melingkar lengannya.
"owh Niall" kata gua sambil tertawa. Dia hanya mengayunkan tangannya untuk berkode untnuk gua memasuki lengan gua ke lingkaran lengannya yang ia buat. Gua pun memasuki lengan gua, lalu diapit olehnya. Lalu dia membawa gua medekati panggung.
"Niall. Hahah seriously?" tanya gua waktu melihat karpet piknik sudah terbentang diatas lantai panggung bersama keranjangnya ditengannya. Dan 2 gelas beling tinggi yang kosong diatasnya.
"yap. We're having a picnic. In school theater" jawabnya. Lalu saat kita duduk dibawah, dia langsung menuangkan segelas botol yang mengeluarkan cairan merah.
"wow Niall. Is it a real wine?" tanya gua kaget.
"relax. It's just some grape juice. Like we were never pretend to be drunk before" candanya. Itu memang benar, kita memang suka berpura pura mabuk dengan meminum jus apel atau jus anggur. Itu adalah kebiasan paling ngga jelas kita dulu.
"hahah, inget aja lo" jawab gua.
"cheers" katanya mengajak bersulang.
"for us. fot being sucsess in future" kata gua.
"for sucsess in future" jawabnya juga. Kita langsung tos dan langsung meminumnya bersama.
"mphm. Sweet. Is this the grape juice we used to drink?" tanya gua.
"ofcourse it is. It's your favorite" jawabnya. Kenapa? Auranya jadi berubah begini? Kenapa Niall berubah drastis begini? Berubah menjadi dirinya yang seperti dulu. Dirinya yang tau segalanya tentang gua.
"Alli" kattegurnya
"mphm?" sahut gua.
"i have a song for you" katanya.
"well, play it" bujuk gua.
"ngga. Gua malu ._." katanya.
"come on. Don't act like you used to. Come on" bujuk gua menahan tawa gua. Itu adalah wajah klasiknya untuk memancing rasa penasaran yang gua rasakan setiap ia memiliki rahasia. Dia langsung bangun, dan membantu gua berdiri. Kita berdua menuju piano klasik sekolah. Gua bersandar didepan pianonya. Berdiri dengan loyonya Dan menahan dagu gua dengan tangan gua. Memperhatikan gerak geriknya, dia duduk dibelakang piano.......
"wait. You play piano now?" tanya gua kaget.
"i learnt this song last night" jawabnya sambil menyiapkan jari jemarinya.
"you haven't sleep?!" kejut gua.
"just listen to me. But sorry, if this not as good as Michael Bublè's version" candanya.
Gua hanya mengeluarkan senyum menahan tawa gua. Tapi masih belom bisa percaya kalo dia bakal mainin pianonya. Dia mulai memainkan intronya yang ternyata sangat lentik.
"Maybe I didn't treat you
Quite as good as I should have
Maybe I didn't love you
Quite as often as I could have
Little things I should have said and done
I just never took the time"
Nyanyinya dengan perlahan. Seperti penyanyi blues. Suaranya lembut, indah, sangat mulus, tapi agak berat. Dia menyanyikan lagu idolanya, Michael Buble. Asli ngga boong. Ini pertama kalinya gua melihat Niall bernyanyi dengan iringan piano yang ia mainkan sendiri.
"But you were always on my mind
You were always on my mind"
Bait itu. Niall sengaja menatap gua di bait itu. Dari sorot pandangannya, seperti memberikan gua sebuah pesan. Pesan yang begitu penting banginya dan harus gua ketahui.
"Maybe I didn't hold you
All those lonely, lonely times
And I guess I never told you
I'm so happy that you're mine
If I made you feel second best
Girl, I'm sorry I was blind"
Dia nyanyikan begitu spontan dari hatinya. Layaknya hatinyalah yang berbicara, bukan mulut serta otak. Kenapa kok tiba tiba jadi begini?
"Tell me, tell me that your
Sweet love hasn't died
Give me, give me one more chance
To keep you satisfied
Satisfied
Little things I should have said & done
I just never took the time"
Lanjutnya. Kenapa gua berasa ngga enak gini ya? Kenapa nih? Gua bingung kenapa Niall tiba tiba nyanyi lagu itu. Mungkin gua tau apa maksudnya, seolah olah ia bercerita bahwa dia seperti mengatakan kepada wanita yang dulu pernah ia cintai. Lalu sang pria tidak bisa melupakan wanita itu, malah mengharapkan datangnya kesempatan kedua. Tapi kenapa Niall nengoknya ke gua?
"You were always on my mind"
Tutupnya. Dia langsung berhenti bermain begitu lagunya selesai.
"how was that?" tanya Niall.
Fantastic, wonderful, amazing, phenomenal, awesome.
"ekh" kata gua dengan nada meledek.
"you are really annoying Alli" katanya saat beranjak lalu langsung menghadap gua. Dan dia langsung memeluk gua.
"All?" tanya Niall saat memeluk gua.
"yeah?" sahut gua.
"do you want to dance with me? As the instead?" tanyanya.
"yeah sure. But there's no music in here" jawab gua.
"don't worry. I bring my own" katanya lalu melepaskan pelukannya. ia langsung mengeluarkan iPod dan head-setnya. satu untuknya dan satunya untuk gua
"here, put this on" katanya sambil memberikan head-setnya. gua pun memakainya. Lalu ia menyalakan musiknya. Dan lagunya, gua bener bener ngga nyangka. dan hampir membuat gua tertawa keras. Dia memainkan lagu yang salah. Dia malah memainkan lagu soundtracknya Adventur Time -_-
"whoops. Wrong song" katanya tanpa dosa. tapi itu malah bikin gua kelepasan. Tapi tawa itu bener bener harus gua tahan. Gua tau dia melakukan itu pasti ada tujuannya. But still can't stop laughing about that accident XD
"ahh. Finally, this is the song I meant" kata Niall setelah memainkan lagu yang benar.
lagi lagi gua tertawa. Dia meletakkan iPodnya kedalam saku celananya dan dia mulai menggenggam telapak tangan gua
"shall we?" tanyanya. Gua mengangguk meski masih berusaha untuk menahan tawa. Entah mengapa kenapa gua ketawa dari tadi. Abis semua yang gua liat hanyalah Niall bertingkah laku memaksakan dirinya untuk menjadi berkelas namun selalu gagal. lebih tepatnya, itu konyol.
Dia menggenggam tangan gua sedangkan tangannya yang lain mengelilingi pinggang gua. Sedangkan tangan gua bersandar di punggungnya.
"i really don't know how to slow dance .__." katanya dengan nada konyolnya nan tanpa dosa
"hahah, just follow my move. You'll get use to it" jawab gua. Untuk beberapa menit kita berdansa bersama. Bagaikan panggung ini milik kita. Niall telah bernyanyi dengan versi lain. Semua ini bener bener udah bikin gua tersenyum
"Alli" mulainya saat musik masih berbunyi
"mphm?" sahut gua
"i hate to saying good bye. I don't want us separate again" katanya
"we never separate, dude. We still in the same school" jawab gua untuk menyemangatkannya
"this is diffrient" selaknya
"yeah i know" kata gua mulai setuju dengannya
The music suddenly over. He end it by hugging me tightly. I replied it. And I won't take it off this time. ini, terlalu cepat untuk sebuah perpisahan.
Niall: "i want to apologize"
Alli: "for what?"
Niall: "for bullying you. Mocking at you, never appriciated you. Never respect you"
Alli: "chill bro. It's not a big deal"
Jawab gua sambil melepaskan pelukan gua.Untuk menatap wajahnya.
"in fact i deserve it. I used to mocked at you, remember?" jawab gua . Mungkin hari ini adalah hari terakhir gua untuk menatap wajahnya.
"gua nyesel" mulai Niall.
"nyesel kenapa?" tanya gua
"gua meninggalkan gadis yang paling gua sayangi selama hidup gua berlanjut. Tanpa alasan yang jelas dan masuk akal" jawabnya dengan penuh sesal.
"Niall?" tegur gua saat melihat Niall langsung membelakangi gua dengan lehernya yang menunduk. "that's okay. It was 5 years ago" kata gua dari belakangnya.
"no it's not. I know you were hating me since that night" katanya sambil menggeleng.
"Niall" kata gua sambil merangkul bahunya lalu mengajaknya untuk duduk dilantai.
"I'm such an dumbass. I shouldn't dumped you" katanya sambil menatap gua.
"you weren't dump me, Niall. You did it because you have a purpose. I totally" kata gua.
"that's a lie. You hate me-"
to be continued...
part 5 soon
keep reading :)x
- Miloo
hohohoho
No comments:
Post a Comment