Monday, 28 January 2013

NLS : Moment (part 3)

Alli's Pov.

-graduation day-

"Als! Get up! Today is your graduation. Come on! Mom still screaming right now. She made me nuts" kakak gua mulai berteriak tepat dikuping gua. That was hurt and surprising.
"okay. I'm up" jawab gua menyerah. Tapi kepala, mata, bahkan tangan gua masih sakit. Kayak gua abis nangis semaleman. Ngga sampe ngescream sih. Tapi gua ngga tau, gua masih kesel, gua sedih. Ukh, it was so complicated. I can't explain it. But for the reason, ofcourse i can. In 1 word.
Niall.

          Semalam, merupakan penampilan pertama gua di masa sma. Gua menyanyikan lagu Mine yang selalu mengingatkan gua kepadanya. Makanya itu kenapa gua nangis pas waktu bagian klimaksnya. Ngga peduli di sadari atau ngga. Yang penting itu bener bener ngga bisa ditahan lagi. Gua sama Niall, memang sering berantem, berargumentasi maupun penuh dengan perdebatan. Tapi semenjak gua bergabung dengan bandnya, berubah begitu saja. Tiba tiba, sebelum gua menampil Niall tiba tiba muji gua. Gua sempet seneng. Nge fly malah. melting pula, padahal yang ngomong itu makhluk kayak dia. Terus setelah melihat dia bermain gitar dan gua menyanyikan solo gua. Tiba tiba, hati gua yang begitu percaya diri didepan Niall, tiba tiba. Blekk, jatoh..........


Gua merasa, ini salah. Dia bukan siapa siapa gua. Dia bukan temen gua, bahkan pacar gua. Dia musuh gua. Tapi kenapa auranya berubah begitu cepat? Lalu gua pindah ke depan panggung. Hati gua tambah ngga enak. Pandangan gua berubah. Seolah olah dress merah gua tersangkut dengan mesin waktu menuju 5 tahun yang lalu. Masa dimana gua dan Niall masih memiliki hubungan. Melihat waktu dia menembak gua, waktu kita jalan bareng waktu kita berargumentasi tentang hal sepele, lalu dia mengalah, membiarkan gua untuk menang. Lalu dia meminta maaf dengan memberikan gua kecupan kecil dibibir gua yang selalu lembab karna lip-bloss. Lalu dia selalu mengomentari tentang rasa lip-bloss gua lalu kita tertawa bersama. Semua momen kita berdua selama 2 bulan istimewa itu seperti rekaman lama yang di putar ulang didepan mata gua. Gua tau, itu hanya imajinasi gua. Tapi persis seperti apa yang terjadi, tanpa adanya kekurangan bahkan sesuatu yang paling detail pun gua menyadarinya. Semuanya berakhir saat gua dan dia putus malam itu. Niall yang mutusin gua. Dengan cara yang respect dan sopan. Dia melakukan semuanya dengan perlahan demi hati gua yang ngga akan tersobek dengan mudahnya. Tapi tetap saja tujuannya minta putus. Dia jujur, masalahnya bukan karna ada cewek lain. Tapi dia memang tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Setelah dia menyatakan perpisahan. Dia langsung memeluk gua dengan erat. Lalu kita berdua berpaling badan dan berpisah. Benci? Ngga sama sekali. gua sama sekali ngga punya rasa benci ke dia. Sampai sekarang. Kenyolotan gua, kejahilan gua, ledekan gua. Bukan berarti gua membencinya. Tapi bukan berarti gua mengharapkan kita rujuk kembali. gua sangat menikmati kenangan itu. Kita dapat bertemu lagi. Ngga peduli apapun hubungan kita saat itu. Entah musuh atau teman. Pokoknya gua masih bersyukur gua masih punya kesempatan untuk berteman atau bermusuhan dengannya sebelum kita benar benar berpisah. Sampai sekarang, setiap gua merasa kesal karnanya, gua masih suka menekan atau mengigit kalung 4 daun semanggi pemberiannya di anniv bulan pertama kita. Dia sempat bilang, kalung ini akan Selalu mengingatkan gua kepadanya. Dan ini akan memberikan gua keberuntungan. Sesuai kepercayaan orang Ireland. Sampai sekarang kalung itu masih gua pakai, ngga pernah gua lepas. Makanya saat gua bernyanyi, gua menggenggam kalung itu yang di balik dress gua, dengan perlahan air mata gua menetes perlahan. Dia benar, benda mungil itu memang mengingatkan gua kepadanya. Gua ngga kuat lagi dengan apa yang lagi gua hadapin kemarin malam. Rasa rindu yang begitu besar ukurannya. Lalu tanpa pilihan dan tanpa memperdulikan penonton mau pun anggota band yang sedang berdiri dibelakang gua. Begitu Niall menyebut nama gua dengan perlahan, gua tambah ngga kuat. Gua langsung kabur meninggalkan panggung dengan menutup mulut sekaligus hidung gua dengan lengan gua, sampai gua sempat melewati Niall. Sampai dia memutarkan kepalanya melihat gua berjalan. Sampai backstage, tanpa sungkan sungkan gua langsung lari pulang. Aduhh Niall. Kenapa gua jadi kangen sama lo? Rasanya kalung pemberian lo pengen gua gigit terus sampe patah sekalian.

"HAH?!?! kalung gua mana njing?" kata gua sambil meraba raba leher gua. Merasa adanya 1 benda yang selalu menempel menghilang.
"Allison Glossom! Ayo siap siap! Hari ini hari wisuda mu! Ayo cepat" kata mama begitu masuk dan langsung mengomeli gua.
"tapi ma, kalung Alli ilang" keluh gua.
"baah. Kalung bekas gigitan mu itu, sudah penyok. Cepat siap siap. Kamu belum mandi belum apa apa. Cepat! Nanti mama belikan lagi yang lebih bagus dan lebih mahal lagi. Ayo bangun" jawabnya. Jawabannya yang setajam silet menyilet hati gua dalam dalam. Itu bukan kalung murahan! Itu sangat berarti bagi gua. Mungkin jumlah penyokan penyokan kecilnya ngga bakal terhitung berapa kali gua merindukannya. Tapi omelan mama begitu pedas sampai membakar hati gua. Mau ngga mau gua harus melupakan kalung itu untuk sesaat dan langsung bersiap untuk wisuda. Lalu sepulang wisuda, gua janji gua bakal bongkar kasur kalo perlu kamar gua obrak abrik demi menemukan kalung itu.

-skip graduation event-

"Al. Stengah jam lebih awal udah sampe ya. Inget kita bakal nampil. Kita bakal latihan untuk terakhir kalinya. Untuk mantepin." pesan dari Zayn muncul di iPhone gua pas saat gua sedang mengunyah butter toast.
"i'm on my way" balas gua.

"ma, pa, Alli duluan ya. Alli nanti mau nampil di wisuda. Mau nyanyi. Disuruh dateng cepet buat gladiresik" izin gua.
"yaudah, hati hati ya" jawab papa.
"oke. Win, gua duluan ya" kata gua ngga lupa buat pamit ke kakak gua.

Dengan ford tua yang papa pinjemin ke gua. Langsung menuju kesekolah. Ternyata masih sepi. Gua langsung menuju ruang musik tempat biasa kita latihan. Dengan baju wisuda yang super large yang gua pakai. Lalu gua sampai ruang musik. menemukan boys sudah berkumpul didalamnya. Bersama Niall yang tiba tiba mata birunya menatap keberadaan gua yang baru dateng.

"okay, Al is here. Let's get start" ajak Lou. Dia juga disana dengan jas putih dan celana hitam simpelnnya. Saat itu, kita ber 5 hanya sempat berlatih sekali. Rencana berubah. Kami hanya menampilkan 1 lagu. Karna waktu pertama, waktu penyerahan sertifikat kelulusan kepada siswa satu persatu yang seharusnya untuk kita tampil tapi diganti dengan kelompok paduan suara sekolah. Jadi waktu penampilan kita disaat penutupan. Saat anak anak sudah kembali ke tempat duduknya.

"that was good guys. The best" komentar Lou. Dia langsung memeluk kita ber 5.
"i will miss you so much guys" kata Liam.
"mee too" kata Niall.
"same with me" tambah Zayn
"also mee"  canda Harry dengan nada khasnya.
Tiba tiba kita ber 6 tertawa bersama. Tawa sahabat gimana rasanya sih? walau tanpa sadarnya, air mata pun menetas dengand sendirinya

"Lou? Are you crying?" tanya Harry saat melihat Lou yang sedangh mengusap pipinya.
"no i'm not. I'm just working out with my sad expression. Harry, don't embarass me out there okay?" kata Lou dengan telunjuknya sambil menunjuk nunjuk Harry. Seperti seorang ayah mengomeli anak nakalnya.
"i won't" jawabnya terdengar persis seperti anak Lou.
"come here, bro" kata Lou langsung memeluknya. Begitu juga yang terjadi dengan Zayn dan Liam.

"Al" kata Niall.
Dia langsung memeberikan gua pelukan hangat.
"mphm?" sahut gua agak kaget begitu membalas pelukannya.
"i'm going to miss you" katanya.
"me too bro" jawab gua sambil menepuk punggungnya. Rasanya, air mata gua tuh mau keluar. Tahan Al, tahan. Ngga lucu kan tiba tiba lo nangis didepan dia.
Dia langsung melepaskan pelukannya dan langsung menggosok bahu gua. Dan memberikan gua senyuman yang sama persis dengan yang ia berikan semalam. Gua menggenggam telapak tangannya. Gua lega dia ngga mengungkit masalah semalam. Malah gua harap dia tersekena amesia dan lupa.

-skip graduation event-

          Setelah gladiresik, ternyata lapangan outdoor udah ramai. Murid murid berpakaian busana wisuda yang besar besar berwarna merah tua sudah duduk anis dikuarsi mereka masing masing. sedangkan  orang tua  berkumpul dan duduk di barisan terbelakang. Lalu gua menemukan mama dan papa sudah melambaikan tangan mereka untuk memanggil nama gua. Gua langsung pisah dengan band lalu lalu duduk diantara kedua sahabat gua, Joan dan Quinn.

Acara berjalan sesuai rencana. Pertama tama sambutan sambutan dari kepsek, pidato pidatonya, sambutan perwakilan siswa, diwakili oleh Joan. Lalu dari guru ada Lou. Apa yang dia pidatokan? Nothing. Dia hanya ngelawak diatas sana. Tapi untungnya dia cukup lucu, jadi ngga garing. Penyerahan siswa terbaik, peraih nilai tertinggi, dia Quinn lagi. Dia memang anak rajin disekolah. Lalu setelah itu seluruh siswa di panggil 1 per 1 menuju atas panggung untuk penyerahan medali dan gulungan sertifikst kelulusan tingkat sma. Karna nama gua berinisial A, jadi agak akhir akhir gitu. (abjad dibalik) nama gua di panggil, sambutan yang gua dapat. Ngga kalah meriahnya seperti yang didapat anak anak teladan.
Emang gua anak teladan?

          Setelah naik ke panggung, di kalungi medali, lalu diberikan gulungan sertifikatnya, serta diiringi oleh paduan suara yang sedang bernyanyi dari awal pemanggilan siswa pertama sampai siswa terakhir. Gua berdiri di samping Joan, dan Quinn disebelahnya. Kita mengenakan baju yang sama, topi yang sama, serta pendapatan kita (kecuali Quinn dengan sertifikat peraih no. 1 di sekolah).
Gua sangat bangga saat itu. Meskipun bukan lulusan terbaik, tapi gua ngerasa bangga aja gitu. Siapa sih yang ngga bangga? Selama 12 tahun udah gua lewati dengan begitu susah payah. Akhirnya akan segera gua tinggalkan lalu membuka pintu pendidikan yang baru. Paduan suara masih bersuara dan bernyanyi.

Mengeluarkan suaramereka yang begitu merdu. "ini lah para lulusan angkatan  2011-2012. Everybody give some applause" kata pak kepsek di mic dan semuanya beranjak dari duduk mereka dan bertepuk tangan. Memang bukan waktunya untuk pelemparan topi, jadi kita hanya meraih lengan kita tinggi tinggi keatas langit. Setelah memeriahkan diatas panggung, semua murid langsung turun dan duduk di kursi mereka. Tinggal menunggu penutup dan ucapan selamat tinggal dari pak kepsek. Habis itu penampilan terakhir One Direction.

"psst. Al" bisik Zayn dari kejauhan tapi kedengeran aja sama gua.
"oh? Iya. eh, gua tinggal dulu ya" izin gua. Mereka pun membiarkan gua untuk pergi.

"okay, you ready Lads?" tanya gua untuk persiapan mental kita.
"we are" jawab mereka semangat.
"how about you? Alli?" tanya Niall dengan Senyum kecenya.
"yep" jawab gua singkat and ofcoruse woth a flat tone.

"this is the last performance from the best band in our school. Ladies and gentlements. Harry Styles, drummer. Zayn Malik, bassist. Liam Payne, organist. Niall Horan, guitarist, and Allison Glossom, vocalist. Please welcome. One Direction" kata pak kepsek setelah membacakan pidato perpisahannya menyebut nama kita satu persatu. Kita ber 5 pun keluar dari back stage. Semuanya mempersiapkan instrumen mereka masing masing. Kecuali gua yang hanya memasang mic ke tiangnya.

"this song. This moment. We'll cover Kelly Clarkson's song. And we performing for us, the graduates of 2011-2012. So this is 'A Moment Like This'. Ready lads?" tanya gua untuk meminta kepastian. Harry mengangguk.  Niall langsung memainkan gitarnya. Jika Niall, Zaynmulai. Itu artinya gua juga harus mulai.

"what if i told you
It was all meant to be
Would you believe me,
Would you agree
It's almost that feelin'
That we've met before
So tell me that you don't think I'm crazy
When I tell you love has come and now"

Meskipun gua udah pernah tampil, gua masih aja merasa gugup.

"For a moment like this
Some people wait a lifetime,
For a moment like this
Some people search forever,
For that one special kiss
Oh, I can't believe it's happening to me
Some people wait a lifetime,
For a moment like this"

lanjut gua. Gua masih bernyanyi. Ngga bakal sempet kalo rasanya gua gambarkan sekarang. Menakjubkan deh pokoknya. Lalu setelah menyelesaikan beberapa bait,
Sampailah gua di saat klimaksnya.

"Could this be the greatest love of all
I wanna know that you will catch me when I fall
So let me tell you this
Some people wait a lifetime
For a moment like this"

Tiba tiba para paduan suara memberikan band kita kejutan. Dari belakang. Mereka menyanyi sebagai komponen pendukungnya. Tapi yang penting karna bantuan mereka penampilan kita menjadi lebih baik. Dan para murid berbaju wisuda langsung rusuh kedepan panggungnya lalu melemparkan topi mereka. Begitu juga gua. Tapi gua ngga lempar topi, sebelum bandmate gua ada yang melakukannya. Gua hanya sedikit bergerak mengelilingi para band matenya lalu bergabung dengan paduan suara. Lalu kembali lagi ke depan panggung.

"Oh, like this."

Tutup gua dengan suara terlembut yang gua biarkan keluar dari pita suara. Setelah gua selesai,
Semuanya langsung bertepuk tangan. Kita ber 5 langsung bertatap muka lalu langsung melempar topi kita masing masing setinggi tingginya.

-skip pulang-

"great performace dudes. And lady" sambut hangat dari beberapa siswa saat bertemu dengan kita. Kita ber 5 pun berpisah setelah difoto untuk di pajang di lemari istimewa sekolah. sebuah tempat terhormat dimana benda tersebut memiliki beberapa foto dari eskul atau klub terbaik disekolah. Lalu kita sedang sibukan dengan murid murid lain. Untuk bertukar tanda tangan di buku tahunan. Sudah hampir semua tanda tangan seluruh siswa di angkatan gua tertulis di buku tahunan gua. Lalu seseorang bertubuh tinggi, berdiri tegap didepan gua.

"hello?" tanya gua.
"hi there" jawabnya.
"wanna sign my yearbook mate?" tanya gua kepadanya.
"sure. But sign mine first" katanya. Kita pun bertukar buku lalu menandatanganinya.

Tiba tiba kedua orang tua gua datang menghampiri kita berdua.

"Alli sayang. Ayo kita pulang" ajak mama.
"owh, Niall? Kamu di sekolah disini juga ya?" tanya mama saat terkejut melihat Niall. Mama sudah mengetahui tentang hubungan kita dulu. Hampir merestui malah

"eh, iya tante" jawabnya tiba tiba berubah sopan. Memang begitu dia. Selalu manis didepan ortu gua. "owh, how lovely. You both in the same school again" kata mama.
"mom" ketus gua.
"awh, what's wrong Hun, he's your ex. Isn't he?" katanya benar benar mempermalukan gua.
"mom" kata gua. Mama tetap aja ngga bisa Cekakak cekikik.
"umm, Ms. Glossom. May i borrow your daughter? We have somethin to discuss. I promise i'll drive her home early" jawab Niall sok manis. Iihhh~.

"okay, dear. Well, congratolation Niall. Have fun kids" kata mama akhirnya dia meninggalkan kita berdua.
"Alli?" tanya nya.
"mphm?" sahut gua.
"we need to talk" katanya.
"when?" tanya gua polos.
"now" jawabnya.
"okay" jawab gua.

Dia pun langsung menarik gua  kesuatu tempat lain yang merupakan salah satu tempat favorite gua yang berada didalam sekolah.


to be continued 
part 04 soon...
keep reading guys, you can do it ;)x

-Milo-oh
ohohhohohoho

No comments:

Post a Comment