Orang itu menatap Blu dengan terkejut. Blu menatapnya dengan takut. Pria yang membukakan pintunya menyiapkan AK-47 nya ke arah Blu. Dengan sigap. Blu merubah posisinya yang tadinya menyandarkan punggungnya, sedikit maju, meletakkan kedua telapak kakinya meyentuh dinding, lalu mendorongnya. Badannya terdorong maju melewati terowongan antara kedua kaki pria itu. Kejadian itu sangat pas karna si teroris telah memberikan tembakan ganda kepada Blu yang ternyata sudah pindah kebelakangnya. Lalu Blu bangun dan berdiri lalu mulai berlari. Dia berlari sekencang sesuai kemampuannya. orang yang dibelakangnya menembaknya dengan tembakan Ganda kearah Blu. Blu begitu panik karna takut tertembak dari belakang. Makanya ia berusaha berlari tanpa arah. Suara tembakan itu berhenti. Si teroris kehabisan peluru. Blu tidak percaya apa yang baru saja ia lakukan. Berlari asal tapi dengan hati hati tanpa tertembak sedikit pun. Dia menoleh kebelakang.
*BRRUUUK*
Blu tersandung sesuatu sampai membuatnya terjatuh. Untungnya Ada lengannya untuk melindungi dagunya. Ia sadar kalo ia jatuh. Suara langkah mendekat. Blu semakin panik.
"ya ampun gua harus apa? Gua harus apa?! Gua ngga mau mati! Gua ngga mau dijadiin sandera ><".
Pikirnya. Nafasnya tak terkontrol. Langkah itu semakin mendekat. Dan Blu tidak punya pilihan selain berpura pura mati......
Jadi disitulah, Blu Norris berpura pura mati. Baru disadari bahwa langkah itu sudah sampai. Si teroris membalik 'jasad' Blu yang tadinya tengkurap menjadi telentang. Si teroris yang cabul itu menatap wajah Blu yang manis dan tidak dekil ataupun lecet lecet. Kecuali darah yang belum dibersihkan diujung keningnya. Si teroris meraba lutut putih Blu menuju pahanya yang masih putih mulus. Tiba tiba Blu membuka matanya lalu menaikkan kakinya keatas selangkangan si teroris. yang kebetulan berada atasnya. Right in the balls. that's what I'm talkin about.
Orang itu merintih kesakitan sambil menggenggam 'barang'nya.
"you Bitch!" gerutunya.
"GRAAHHH!!!!" Blu langsung memukuli si teroris dengan pangkal senjata AK-47 kuat kuat ke kepala si teroris. Bukan hanya jidat, tapi juga dagunya. Bersama lututnya yang ikut bermain untuk menghantam perut si teroris. Berkali kali Ia hantam tanpa ampun sampai wajah si teroris mengeluarkan darah. Mengalami cidera di wajahnya. Sampai si teroris terjatuh. Tidak peduli sadar maupun tidak.
"it's Blu" kata Blu sambil membanting senjatanya. "JANGAN PERNAH! sentuh paha gua! Mereka Mahal buat disentuh" kata Blu ngomong sendiri lalu langsung pergi meninggalkannya.
"haah. Rok gua udah robek sepaha lagi" keluh ya sambil meraba raba roknya yang sudah sepaha. "gua butuh yang baru" kata Blu langsung melangkah menuju menuju kamar mandi ruang ganti wanita. Berjaga jaga siapa tau tempat tersebut masih terdapat celana atau rok. Nihil. Lagi pula semuanya di kunci. Lalu ia pindah menuju ruang ganti pria. Kali ini ia menemukan loker merah tanpa gembok diujung lorong. Dia langsung menghampiri loker itu. Dia membukanya. Lalu kejutan dari sebuah sarung tangan tinju merah yang berisi bantalan empuk didalamnya keluar dari dalam loker itu hingga tak sengaja meninju perut Blu sampai terpental kebelakang. "uhuk uhuk!!" batuknya. "siapa yang punya loker laknat ini?" kata Blu langsung bangun dan melingkari perutnya. Tertulis cat semprot pilok berwarna kuning dan hitam bertulisan ZAP didalamnya. "Zayn. Ukh, hope he saved another pants" kata Blu. Ternyata terdapat celana skinny jeans hitam yang ketat. Blu langsung mengenakannya dan ternyata pas. "ahhh, ternyata mereka benar. Celana lebih nyaman" katanya. Tiba tiba suara decitan pintu terdengar. Tepat setelah Ia menutup lokernya. Blu langsung ambil langkah untuk bersembunyi disalah satu WC kamar mandi terdekat dengan loker itu. Ia bersembunyi disana. Dengan berjaga jaga siapa yang mampir, Ia menempelkan kupingnya diatas ubin. Dan melihat dari bawah. Langkah kaki terdengar semakin dekat. Tiba tiba Si pemilik kaki itu mendobrak pintu kamar mandi 1 per 1 dari ujung ke ujung. Semakin dekat suara dobrakan itu, Blu semakin takut. Tapi Ia tidak ada pilihan selain melawan, bertahan hidup, Dan mencari Zayn. Kaki itu sudah sampai di kamar mandi yang disebelah kamar mandi yang ia tempati. Ia beranjak lalu mencoba untuk siap.
Karna yang Ia tempati merupakan bagian yang terakhir. Jadi si pemilik kaki itu membukanya dengan perlahan, menggunakan tangannya sendiri. Bukan dengan kakinya. Saat pintunya sudah terbuka sedikit. Blu yang bersembunyi dibalik pintu langsung mengambil tangan itu. Menariknya kedalaman dan mendorong pintu itu kuat kuat. Jadi hanya sebatang tangan yang masuk
"sekarang.. Gua harus apa?!?!" kata Blu panik di pikirannya. Dia menarik tangan itu tinggi tinggi dan menekankan pintunya kuat kuat. Cukup untuk 2 menit, si tangan belum bisa bebas. Sampai si pemilik tangan menembak sebuah peluru kedalam. Untungnya tidak mengenai Blu didalam. Tapi nyaris mengenainya. Blu tidak berani untuk melanjutkan krisis itu. Ia langsung melepas tangannya, membuka pintu Lebar Lebar. Melompati si pemilik tangan itu yang tiba tiba telentang merintih kesakitan, lalu lari dan mencoba mencari tempat persembuyian lain. Tapi tidak sempat karna pria barusan sudah bangun lagi dan langsung mengejar Blu. Jadi Blu hanya sempat bersembunyi dibalik deretan loker. Dia bersandar lalu memikirkan rencana selanjutnya.
"Aduh!! Gua kepojok. Kalo lari. Gua ngga mau lari dikejar peluru lagi! Terlalu beresiko. gimana niih?!?" pikirnya saat bersandar di loker tersebut. Dia sudah lose hope lah istilahnya.
Dia memaksa otaknya untuk berpikir. Tapi hanya wujud Zayn yang ia bayangkan. "astaga Zayn! Gua harap lo Ada di sini >< gua butuh lo disituasi begini!" Pikirnya sambil meremas jaket kulit pemberian Zayn. Lalu ada sesuatu yang mengganjal saku jaket itu. Benda tersebut tidak besar, memang agak mungil. Saat Ia mengeluarkannya, sebuah revolver kecil.
"SEJAK KAPAN GUA NYIMPEN BEGINIAN?"! pikirnya sambil mendumel sendiri. Dia berpikir lagi dari mana asal pistol ini. Dari dalam saku jaket Zayn. Ini pasti milik Zayn. Tapi itu salah besar. Tiba tiba Blu mengingat. Di waktu ia disuruh kabur, berlari sekencang kencangnya, tepatnya sebelum kepalanya berdarah.. "simpan ini. Pake ini kalo perlu. Jangan sungkan sungkan untuk menembak mereka" pesan Zayn saat itu. "tapi gua ngga mungkin membunuh orang lagi" bisik Blu. tapi tiba tiba Sebuah ide muncul dibenaknya. Mungkin revolver itu tidak perlu digunakan untuk menembak orang. Mungkin benda itu akan lebih berguna jika menembak sesuatu yang dapat membahayakan si teroris yang sedang ngamuk mencarinya.
Pertama tama, dia melihat situasi dengan cermin belakang iPodnya. Untuk menangkap bayangan dimana si teroris itu. Bayangannya terpantul. Lalu saat di belok kan, Ia menemukan tabung merah yang fungsinya memadamkan api. Rencananya pun berkembang. Blu menyilangkan jarinya seperti tato Zayn dan menciumnya sambil memejamkan matanya. Dengan yakin Blu membalik tubuhnya menghadap loker yang Ia sandari. Lalu Ia bergeser sedikit untuk mencari sasaran tembaknya. Ke tabung itu.
*BAANG* revolver ya menimbulkan suara luncuran sebuah peluru.
*PLUNG* *SSSHHHHH* suara peluru menembus tabung besi itu dan seluruh isinya keluar dari wadahnya. Dan asap putih dalam sekejap sudah memenuhi lorong.
"SHIIT!" kata si teroris kaget saat sudah berada didalam lorong yang dipenuhi asap putih. Awalnya Ia mengira polisi sudah menemukan tempat persembunyian mereka dengan mengeluarkan gas air mata. Blu memilih untuk menunggu tabung itu mengeluarkan semua isinya. Beberapa detik setelah menunggu, Blu langsung beraksi dengan mengambil tabungnya. Mengendap endap melangkah dari belakang si teroris yang masih kebingungan arah asalnya.
*BUUKK* Blu menghantam si teroris dengan tabung kosong itu tepat dikening si teroris. seketika si teroris langsung pingsan ditempat. Blu menyeretnya menuju kamar mandi barusan. Lalu menjepit tangan si teroris seperti barusan. Tapi sebelum menjepitnya, Blu sudah waspada untuk melepas seluruh perlengkapanya. Senjata yang berada di saku saku mantelnya Ia buang. Sepatunya Ia lepas. Berjaga jaga. Blu menendang pintunya untuk menimbulkan suara berisik agar si teroris dapat bangun. Si teroris terbangun dan meraba keningnya yang ungu. Blu menekan pintunya,
"AAKHHH!!!" rintih si teroris. "Shut up or you won't meet your hand anymore!" ancam Blu. tiba tiba ia berubah menjadi gadis yang sadis dan kejam. "My Hand!" rintihnya. Blu tambah menekan pintunya, dan rintihan si teroris semakin keras. "AAAWWW Please! What do you want?" rintihnya menyerah. "where's Zayn?" Tanya Blu. "Zayn who?" Tanya si teroris. Blu menekan pintunya dan Kali ini ia memutar tangan si teroris ke arah yang salah.
"AAAKHH!! seriously who is Zayn you talk about?" kata si teroris bertanya setelah merasakan tangannya sedang di putar. "a black and high quiff. With tattoos all over his wrist. WHERE IS HE?!" bentak Blu.
"I don't know who's you were talk about"
"I don't wanna hear your opinion. I want your answer. Where is he?!" paksa Blu tidak lupa menekan pintunya lebih keras.
"AAAKKHHH!!!!he probably with our boss. He is the only kid who still survive beside you" jawab si teroris
sambil dengan tergesa gesa.
"where's the rest?"
"those kids are our hostage. But I don't know where my partner hide them" jawa si teroris.
"who do you work to? Where is he right now?!" kata Blu.
"make me" tantang si teroris.
Blu mengeluarkan revolver dari saku jaketnya. Lalu membidiknyan ke arah lantai. Tepatnya telapak kaki si teroris.
*BANG*
Te: OH MY FUCKING GOD! GAAAAHH!!! (merintih)
Bl: respect your god. God made you those foot
Te: you just shoot it!
Bl: it's because you didn't answer me. Where is your boss? Answer me! (teriak)
Te: I don't know where is he" (malang.)
Bl: say good bye to your other foot, than
Te: don't please. I won't have a job without any leg
Bl: you should go find another more worthy job
Te: I'm still confuse-
Bl shut the hell up! Where is your boss?! (ngomel)
Te: I don't know
Bl: or you want me to shot your head off? (ngancem)
Te: you wouldn't do that"
si teroris masih bisa menganggap remeh Blu yang sudah menghantamnya dengan tabung merah, hampir memutuskan tangannya 2 Kali, dan baru saja menembak kakinya sampai membuat darahnya mengalir melebar di ubin.
*BANG*
tidak sungkan sungkan Blu menembakkan sebuah tembakan tunggal menembus pintu kamar mandi. Yang kebetulan hampir bergesekan dengan daun telinga si teroris.
"dia berada di tempat terpenting di sekolah ini! Yang terpusat. Tempat orang menguasai sekolah ini dan sebagai pengawas" kata si teroris merinding ketakutan dan langsung menjawab pertanyaan Blu. "maksud lo? ruang guru?" tanya Blu meminta kepastian.
"bisa jadi" kata si teroris.
Blu berpikir sejenak. Setelah Ia menekan pintu itu untuk terakhir kalinya dan yang terkeras sampai menimbulkan bunyi. Lalu Blu membuka pintunya. Saat dia melihat ke luar, tepatnya kebawah. Si teroris agak bingung mau yang mana Ia pegang? Kakinya atau tangannya? Saat melihat darah masih mengalir. Blu menatapnya dengan jijik lalu melangkahi si teroris.
"mind if i borrow this? Thank you. Thanks for your team work. Bye. Get Well soon" kata Blu mengatakan selamat tinggal dan tidak lupa mengharapkan kesembuhan kepada si teroris. Mau se kejam apapun, Blu tetap ramah. Dia anak yang kelewat ramah. Namun jujur saja. Dia tidak bodoh.
Blu dengan waspada berlari menuju ruang guru bersama senjata AK-47 bersamanya. Sesampainya di ruang guru. Kosong melompong. Dan bekas jebolan jendela yang ia dan Zayn buat masih Ada. Karna waktu semakin larut, suhunya pun merendah. Angin yang berhembus memasuki ruangan tidak henti hentinya membuatnya bersin.
Dia berpikir lagi. Pusat sekolah. Tempat berkuasa. Dia menyadari sesuatu. Itu pasti diruang kepsek. Tidak Ada yang bisa dilakukan disana. Kecuali..
Blu belum melanjutkan langkahnya keluar ruang guru setelah melihat meja Mrs. Joe dihadapannya. Ia datang menghampirinya. Lalu membuka lokernya yang tidak di kunci. Dia menemukan lembar jawaban ulangan Minggu lalu. Apa lagi selain balas dendam? Dia mencari selembar jawaban yang berjudul 'Amber Julliana Marvin'
Dia mengeluarkannya dari loker dan memikirkan akan diapakan lembar ini? Dia menemukan mesin pemotong kertas. Itu sangat berguna. Blu meninggalkan kertasnya di atas mesin itu yang baru saja ia hidupkan. Kertas itu Akan terpotong dengan sendirinya saat ia sudah keluar Dari ruang guru. Tapi saat ia keluar, dia menemukan teroris lain yang sedang berjaga. Blu mengendap endap kearah antara 2 deretan loker siswa. Dia terjebak disana. Dia tidak mau bertarung lagi. Rasanya menembak kaki orang saja sudah cukup baginya. Baru Ia sadari, dia telah membelakangi tutup ventilasi udara. Tanpa pikir panjang. Blu membukanya dan masuk kedalam secara terpaksa. Tanpa memikirkan rasa phobia Yang akan Ia derita.
"ini kan ventilasi tadi" pikirnya.
dia merangkak kedalam dan tambah kedalam. Lalu saat di pertigaan, Ia menemukan sebungkus rokok utuh. "Zayn. Pasti dia tadi lewat sini" kata Blu. Ia memilih arah yang Akan ia lalui. Karna di sebelah kanan sudah ia lewati tadi yang menuju perpustakaan, akhirnya ia memilih sebelah kiri. Ia merangkak dengan susah payah. Akhirnya Ia menemukan pintu ventilasi lainnya didepannya. Ia mendorong pintu itu sampai terlepas lalu membuang pintu itu sampai menimbulkan suara nyaring. Tanpa rasa ragu, Blu langsung melompat keluar dari tempat ventilasi itu. Ia melihat, sudah ada 4 jasad tergeletak diatas lantai. Dengan darah mewarnai karpet yang seharusnya berwarna hijau. Ruang Kepsek bukanlah ruang yang sempit. Tapi seperti ruang presiden yang extra extra besar. Taulah, kepseknya yang korup. Menerima sejumlah sogokan untuk memperbesar ruang kepsek dan mendekor ulang ruangannya. Blu menjadi ragu dan takut dengan ruangan ini. Ia berjalan mengelilingi ruangan. Berharap tidak menemukan jasad Zayn. Tapi apa bila ketemu, Ia berharap Zayn akan tetap sadar. Saat Ia mau keluar melewati meja Kepsek. "B-Blu?" terdengar suara serak terbata bata memanggil Blu. Antusias Blu langsung membalik kepalanya. Mencari sumber suara misterius itu. "Blu? Is that you?" suara itu muncul lagi dan kali ini terdengar lebih jelas. "Zayn! Zayn! Oh Zayn Zayn" kata Blu langsung menghampiri si pemilik suara serak itu yang sedang tengkurap diatas karpet. Tepat di tengah ruangan yang karpet ya belum ternodai sama sekali kecuali sedikit darah dari tubuhnya sendiri. Ternyata itu Zayn yang memanggil Blu.
Blu langsung duduk disampingnya dan membalik posisi Zayn dengan perlahan. Dan menyadarkan punggungnya ke meja Kepsek di belakang mereka berdua. "akh, aww" Zayn menahan rintihanya. "Zayn you alright?" tanya Blu terdengar sangat khawatir kepada kondisi Zayn yang sekarat ini. Dia mengangguk dan memberikan Blu senyumannya yang bermakna 'gua baik baik aja kok. Ngga usah khawatir :)'
"maaf membuat lo menunggu terlalu lama Zayn. Udah berapa lama lo disini?" Tanya Blu. "sekitr 10 menitan gua rasa" jawab Zayn masih bisa tersenyum kepada Blu.
-what happened to Zayn?-
Semenjak Blu yang ceroboh menabrak dinding dan terbanting ke lantai sampai menyebabkan keluarnya darah dari kepalanya. Zayn yang agak sibuk dengan lawannya tanpa pilihan langsung menghabiskan lawannya dengan menangkap kepalanya lalu dibantingkan ke dinding atau loker sekencang kencangnya. Demi Blu yang tiba tiba pingsan. Setelah lawannya ikutan pingsan, ia Beralih ke Blu. Dan menggendongnya sambil berlari. Ia berpikir mungkin akan lebih baik jika Blu diamankan di tempat yang tidak akan diketahui teroris. Dan tempat itu akan mengamankan Blu. Dia melewati beberapa kelas sampai pintu tanpa judul. Itu adalah ruang janitor. Karna suasana agak sepi dan tampaknya serangan akan segera datang. Zayn tanpa pilihan meletakkan Blu didalamnya. Ia menidurinya dengan perlahan dan lembut agar tidak membangunkanya dan tidak tambah memperburuk kondisi kepalanya. Zayn langsung beranjak dan hendak meninggalkan Blu. Tapi langkahnya terhenti karna Ia sempat menatap wajah Blu yang begitu lelah. Tidak terlihat seperti orang pingsan, melainkan orang yang tidur nyenyak. Layaknya putri tidur.
Zayn merendahkan tubuhnya, mendekati Blu. Ia sempat memainkan poni Blu agar tidak menghalangi wajah Blu yang sangat cantik dan manis ditidurnya walau ada darah di ujung keningnya. Zayn mengelus pipi Blu yang putih dan mulus, dan langsung mencium bibirnya dengan Lembut dan perlahan. Demi menjaga kenyamanan Blu. Ia cium agak lama, walau Blu dalam keadaan tidak sadar. Zayn melepaskannya dengan terpaksa namun perlahan.
"maafin gua Blu. Ini yang terbaik biar lo tetep aman. Gua harus pergi keruang Kepsek untuk mengaktifkan sinyal sekolah. Biar kita bisa menghubungi pihak kepolisian untuk membereskan ini. terus menemukan yang lain. Wish me luck ya Blu sayang. Tidur yang nyenyak :)" kata Zayn ngomong sendiri setelah mencium bibir Blu.
Ia melangkah mundur dan menutupnya. Lalu mengganjalkan gangangan pintunya agar tidak bisa dibuka dari dalam. Kecuali ada seseorang yang membuka pintunya dari luar. Lalu Zayn kabur melewati ventilasi udara agar cepat. Tanpa harus berhadapan dengan sekelompok teroris yang tak terhitung jumlahnya. Tapi saat keluar dari lorong ventilasi. dia menghadapi masalah yang lebih parah lagi. Ia bertemu dengan 3 anak buah serta 1 bosnya.
"uh-oh" kata Zayn. Kedua anak buah langsung datang dan menghampiri Zayn lalu menariknya keluar. Kedua tangannya pun langsung diikat oleh tali penyegel.
Zayn merendahkan tubuhnya, mendekati Blu. Ia sempat memainkan poni Blu agar tidak menghalangi wajah Blu yang sangat cantik dan manis ditidurnya walau ada darah di ujung keningnya. Zayn mengelus pipi Blu yang putih dan mulus, dan langsung mencium bibirnya dengan Lembut dan perlahan. Demi menjaga kenyamanan Blu. Ia cium agak lama, walau Blu dalam keadaan tidak sadar. Zayn melepaskannya dengan terpaksa namun perlahan.
"maafin gua Blu. Ini yang terbaik biar lo tetep aman. Gua harus pergi keruang Kepsek untuk mengaktifkan sinyal sekolah. Biar kita bisa menghubungi pihak kepolisian untuk membereskan ini. terus menemukan yang lain. Wish me luck ya Blu sayang. Tidur yang nyenyak :)" kata Zayn ngomong sendiri setelah mencium bibir Blu.
Ia melangkah mundur dan menutupnya. Lalu mengganjalkan gangangan pintunya agar tidak bisa dibuka dari dalam. Kecuali ada seseorang yang membuka pintunya dari luar. Lalu Zayn kabur melewati ventilasi udara agar cepat. Tanpa harus berhadapan dengan sekelompok teroris yang tak terhitung jumlahnya. Tapi saat keluar dari lorong ventilasi. dia menghadapi masalah yang lebih parah lagi. Ia bertemu dengan 3 anak buah serta 1 bosnya.
"uh-oh" kata Zayn. Kedua anak buah langsung datang dan menghampiri Zayn lalu menariknya keluar. Kedua tangannya pun langsung diikat oleh tali penyegel.
"kamu, pasti murid sini. Apa saya benar?" tanya si bos yang sedang duduk dengan posenya yang bossy dihadapannya Zayn.
"sebentar lagi juga gua mau lulus" jawab Zayn dengan nada nyolotnya.
"apa menurut mu itu tidak sopan menyelinap ruang Kepsek lewat pintu ventilasi? Apa ibumu tidak pernah medidikmu cara sopan satun?"
"apa menurut mu itu tidak sopan menyelinap kesekolah orang di hujan salju bersama pasukan mu. Membunuh guru kami yang berjasa, menyandera teman teman kami demi bersembunyi dari kejaran polisi setelah membom dan mencuri berlian bank. Apa nenek mu tidak pernah mendidik mu untuk sopan santun dan mencari pekerjaan yang lebih baik?" lawan Zayn.
Si bos mengayunkan jemarinya sebagai sinyal untuk ketiga anak buahnya. Lalu 3 anak buahnya langsung mengeroyoki Zayn.
*BUUKK* tepat di perutnya.
Zayn menahan rintihannya dengan menjatuhkan tubuhnya ke lututnya.
"sakit bukan rasanya?" tanya si boss.
"nenek gua lebih tau cara nampol orang" tantang Zayn.
Bos mengayunkan jarinya lagi lalu Zayn dikroyoki habis oleh 3 orang itu. Tapi boss mengepal tangannya bertanda untuk dihentikan dulu kroyokannya.
"jadi. Mau apa kamu disini? Sedangakn teman teman kamu sedang berkumpul ditempat lain?" tanya boss.
"gua mau mengaktifkan akses sinyal dan memperlulasnya. Biar gua bisa hubungi polisi dan kalian akan ditangkap" jawab Zayn jujur.
"hahahahaha, tidak semudah itu nak. Ngomong ngomong. Mengapa kau datang sendiri? Mana teman mu? Saya dengar kalian tinggal berdua" kata boss.
"tunggu, apa dia sudah mati?" si boss menakuti Zayn.
"dia berada ditempat aman"
"dimana itu?" tanya boss.
"siapa lo? Kakeknya?" tanya Zayn.
Lagi lagi si boss mengayunkan jarinya. Dan itu lah disaat Zayn dikroyoki lagi. Lalu mengepal tangannya. Dan mereka menghentikannya.
"what do you want for us man?" Tanya Zayn setelah meludahi darah keluar Dari mulutnya.
"not from pathetic students like you. Tempat kalian yang akan kami gunakan sebagai *bla bla bla* (Ia menjelaskan dengan panjang Lebar berinti Sebagai tempat penjualan yang ilegal. Mau itu berlian atau bandar narkoba) kalian akan kita bunuh satu persatu. Menyamar sebagai dinas untuk menyita sekolah ini lalu kita gunakan sesuai dengan kebutuhan kita" jelas si bos.
"lo salah milih sekolah" lawan Zayn.
"kamu bersekolah ditempat yang salah, nak. Tempat ini memang sudah sasaran kita" jelas si bos berjalan kedepan Zayn
"langkahi mayat gua. Puhh" kata Zayn langsung meludahi si bos.
Si bos langsung melap wajahnya.
Zayn menahan rintihannya dengan menjatuhkan tubuhnya ke lututnya.
"sakit bukan rasanya?" tanya si boss.
"nenek gua lebih tau cara nampol orang" tantang Zayn.
Bos mengayunkan jarinya lagi lalu Zayn dikroyoki habis oleh 3 orang itu. Tapi boss mengepal tangannya bertanda untuk dihentikan dulu kroyokannya.
"jadi. Mau apa kamu disini? Sedangakn teman teman kamu sedang berkumpul ditempat lain?" tanya boss.
"gua mau mengaktifkan akses sinyal dan memperlulasnya. Biar gua bisa hubungi polisi dan kalian akan ditangkap" jawab Zayn jujur.
"hahahahaha, tidak semudah itu nak. Ngomong ngomong. Mengapa kau datang sendiri? Mana teman mu? Saya dengar kalian tinggal berdua" kata boss.
"tunggu, apa dia sudah mati?" si boss menakuti Zayn.
"dia berada ditempat aman"
"dimana itu?" tanya boss.
"siapa lo? Kakeknya?" tanya Zayn.
Lagi lagi si boss mengayunkan jarinya. Dan itu lah disaat Zayn dikroyoki lagi. Lalu mengepal tangannya. Dan mereka menghentikannya.
"what do you want for us man?" Tanya Zayn setelah meludahi darah keluar Dari mulutnya.
"not from pathetic students like you. Tempat kalian yang akan kami gunakan sebagai *bla bla bla* (Ia menjelaskan dengan panjang Lebar berinti Sebagai tempat penjualan yang ilegal. Mau itu berlian atau bandar narkoba) kalian akan kita bunuh satu persatu. Menyamar sebagai dinas untuk menyita sekolah ini lalu kita gunakan sesuai dengan kebutuhan kita" jelas si bos.
"lo salah milih sekolah" lawan Zayn.
"kamu bersekolah ditempat yang salah, nak. Tempat ini memang sudah sasaran kita" jelas si bos berjalan kedepan Zayn
"langkahi mayat gua. Puhh" kata Zayn langsung meludahi si bos.
Si bos langsung melap wajahnya.
*BUUUKK* tepat di pelipis Zayn. Sampai pelipisnya memar.
"masuk. Royem. Masuk. Seorang murid gadis melarikan diri dari ruang janitor" walkie talkie di atas meja Kepsek berbunyi.
"habisi dia. Biarkan walkie talkie ini menyala. Buktikan bahwa kau membuhunya" kata bos menatap Zayn.
Raut wajah Zayn berubah seketika saat mendengar bahwa Blu sudah sadar dan melarikan diri. Suara ribuan tembakan sudah terdengar.
"no" kata Zayn perlahan.
Tembakan itu berhenti, Dan suasana mulai sunyi. Hanya terdengar suara langkah dari si teroris yang sedang mengejar Blu.
"she's dead" lapor si teroris.
"no. No." kata Zayn melawan fakta.
"good. Do what ever you want" kata si boss.
"like 'do' her?" Tanya si teroris.
"why not?" kata si bos semakin santai dan menunjukkan rasa kepuasannya saat ini kepada Zayn.
"NOO!! PLEASE DON'T!" teriak Zayn. Tapi beberapa detik kemudian..
"habisi dia. Biarkan walkie talkie ini menyala. Buktikan bahwa kau membuhunya" kata bos menatap Zayn.
Raut wajah Zayn berubah seketika saat mendengar bahwa Blu sudah sadar dan melarikan diri. Suara ribuan tembakan sudah terdengar.
"no" kata Zayn perlahan.
Tembakan itu berhenti, Dan suasana mulai sunyi. Hanya terdengar suara langkah dari si teroris yang sedang mengejar Blu.
"she's dead" lapor si teroris.
"no. No." kata Zayn melawan fakta.
"good. Do what ever you want" kata si boss.
"like 'do' her?" Tanya si teroris.
"why not?" kata si bos semakin santai dan menunjukkan rasa kepuasannya saat ini kepada Zayn.
"NOO!! PLEASE DON'T!" teriak Zayn. Tapi beberapa detik kemudian..
*BUUUKK* suara tendangan yang kuat terdengar begitu jelas.
"you Bitch!" teriak si teroris.
"GRAAHHH!!!!" suara jeritan amarah Blu terdengar di speaker walkie talkie. Lalu suara hantaman keras terdengar juga. Terbayang bahwa Blu sedang menghadapi teroris itu. Bukan hanya sekali melainkan berkaki kali. Lalu suara terjatuh pun terdengar. Itu berarti si teroris di kalahkan oleh seorang gadis.
"it's Blu" kata Blu sambil membanting benda yang Ia pakai untuk melawan terorisnya.
"JANGAN PERNAH! sentuh paha gua! Mereka Mahal buat disentuh" setelah suara itu terdengar lalu tinggal langkah kaki yang semakin lama semakin melemah. Itu berarti Blu berjalan menjauhi walkie talkienya.
"she beat up my snipper?"
"never heard the daughter of Chuck Norris?" kata Zayn sekarang mendapat gilirannya untuk merasa puas.
"you. Find her. Finish her. I don't want her to breath in this school anymore" kata si bos sambil menunjuk anak buahnya yang menjaga pintu keluar.
"NOO!!!" teriak Zayn.
"take him to the basement. Gather him with the others" perintah bos.
"saya mau melihat lihat ruang yang bergaya mewah ini" kata si bos langsung meninggalkan ruangan menuju pintu lain yang menuju ruang ruang privasi kepsek yang kedap suara.
Zayn langsung di kawal menuju pintu keluar oleh kedua teroris yang badannya jauh lebih besar darinya.
"GRAAHHH!!!!" suara jeritan amarah Blu terdengar di speaker walkie talkie. Lalu suara hantaman keras terdengar juga. Terbayang bahwa Blu sedang menghadapi teroris itu. Bukan hanya sekali melainkan berkaki kali. Lalu suara terjatuh pun terdengar. Itu berarti si teroris di kalahkan oleh seorang gadis.
"it's Blu" kata Blu sambil membanting benda yang Ia pakai untuk melawan terorisnya.
"JANGAN PERNAH! sentuh paha gua! Mereka Mahal buat disentuh" setelah suara itu terdengar lalu tinggal langkah kaki yang semakin lama semakin melemah. Itu berarti Blu berjalan menjauhi walkie talkienya.
"she beat up my snipper?"
"never heard the daughter of Chuck Norris?" kata Zayn sekarang mendapat gilirannya untuk merasa puas.
"you. Find her. Finish her. I don't want her to breath in this school anymore" kata si bos sambil menunjuk anak buahnya yang menjaga pintu keluar.
"NOO!!!" teriak Zayn.
"take him to the basement. Gather him with the others" perintah bos.
"saya mau melihat lihat ruang yang bergaya mewah ini" kata si bos langsung meninggalkan ruangan menuju pintu lain yang menuju ruang ruang privasi kepsek yang kedap suara.
Zayn langsung di kawal menuju pintu keluar oleh kedua teroris yang badannya jauh lebih besar darinya.
Tepat saat keluar dari ruang kepsek. Zayn mengayunkan kepalanya kebelakangnya dengan keras. Untuk Menghantam kening si teroris yang berada dibelakangnya.
"AWW" teriakan itu menyadari si teroris yang berada didepannya. Zayn membalik badannya lalu mundur dengan kecepatan penuh untuk menyerang teroris yang didepannya. Sampai membanting ke dinding. Zayn maju lagi untuk melawan teroris yang terjatuh tadi dengan kakinya. Walau hanya sebentar, tiba tiba dia ditangkap dari belakang. Selama orang yang menahan tubuh Zayn untuk berhenti bergerak, Orang yang baru Ia dorong sampai ke dinding langsung bangun untuk langsung menghabisi Zayn. Dengan kedua kepalanya yang besar. Dan untungnya tidak menggunakan sebuah Knuckle ring. Untuk beberapa pukulan rasanya tidak mempan untuk Zayn. Sselama ini yang ia pikirkan bukanlah keselamatannya sendiri, melainkan keselamatan Blu di luar sana tanpa awasannya. Saat si teroris mau meninju keningnya, dengan gesit dia menghindarkan kepalanya ke samping.
*BUUUKK* si teroris meninju partnernya sendiri. Rangkulannya terlepas begitu saja. Zayn bebas. Lalu menggunakan kebebasannya untuk menyerang si teroris yang meninjunya berkali kali barusan menggunakan kakinya. 2 3 tendangan boleh kena. Tapi untuk yang ke 4 kalinya, kakinya tertangkis lalu dia membalas Zayn dengan beberapa tinju layaknya seorang petinju. Tapi karna merubah jurusnya, Zayn Ia tangkap dari depan. Kepala Zayn langsung dibanting ke sebuah loker lalu menjedutkan kepalanya beberapa kali sampai mengeluarkan darah. Zayn sudah cukup merasa lemas dan lelah saat itu. Lalu Zayn di ajak lari olehnya menuju dinding untuk membanting kepalanya hingga bocor bahkan pecah. Tapi udara yang Ia lewati begitu terasa. Ia membuka matanya dan melihat bahwa dia akan dibanting ke dinding. Tapi gagal saat beberapa senti dari dinding, Zayn mempercepat larinya sampai melangkah memijaki dinding. Sampai Ia salto. Seolah olah Ia langsung lolos dari dekapan barusan. Dan membiarkan si teroris menabrak dirinya sendiri ke dinding sampai pingsan.
kerna kedua lawannya masih belum menyadarkan diri, dia memuruskan untuk duduk dan beristirahat sejenak sambil mengontrol nafasnya. Lalu ia memindahkan tangannya yang tadinya di belakangnya ke
*BUUUKK* si teroris meninju partnernya sendiri. Rangkulannya terlepas begitu saja. Zayn bebas. Lalu menggunakan kebebasannya untuk menyerang si teroris yang meninjunya berkali kali barusan menggunakan kakinya. 2 3 tendangan boleh kena. Tapi untuk yang ke 4 kalinya, kakinya tertangkis lalu dia membalas Zayn dengan beberapa tinju layaknya seorang petinju. Tapi karna merubah jurusnya, Zayn Ia tangkap dari depan. Kepala Zayn langsung dibanting ke sebuah loker lalu menjedutkan kepalanya beberapa kali sampai mengeluarkan darah. Zayn sudah cukup merasa lemas dan lelah saat itu. Lalu Zayn di ajak lari olehnya menuju dinding untuk membanting kepalanya hingga bocor bahkan pecah. Tapi udara yang Ia lewati begitu terasa. Ia membuka matanya dan melihat bahwa dia akan dibanting ke dinding. Tapi gagal saat beberapa senti dari dinding, Zayn mempercepat larinya sampai melangkah memijaki dinding. Sampai Ia salto. Seolah olah Ia langsung lolos dari dekapan barusan. Dan membiarkan si teroris menabrak dirinya sendiri ke dinding sampai pingsan.
kerna kedua lawannya masih belum menyadarkan diri, dia memuruskan untuk duduk dan beristirahat sejenak sambil mengontrol nafasnya. Lalu ia memindahkan tangannya yang tadinya di belakangnya ke
Depan. Biar ngga ribet buat ngelawan. Sukses berpindah ke depan, lalu Zayn kembali beranjak. Tapi saat ia berdiri ia sudah mendapati teroris tertinju tadi sudah menodonginya dengan 2 pisau. Tiba tiba teroris yang menabrak dinding sudah bangun juga.
"kalian benar benar membuat gua lelah -__-" keluhnya.
Orang itu menyerang Zayn dari depan dan belakang. Dia agak panik. Lalu Ia menuju kearah teroris yang menggenggam 2 pisau. Mungkin akan lebih baik apabila pisaunya ia singkirkan dulu. Mumpung tangannya sudah kedepan lagi. Tapi gagal. Karna sudah keburu ditahan dari belakang. Sudah ditahan tinggal menunggu orang yang menyerang akan menacapkan 2 pisau di dadanya dan di perutnya. Tapi untuk pisau pertama yang mau menyerang dada Zayn, berhasil tertepis oleh kakinya yang memberontak. Plus dagu si pemilik pisau sempat tertendang oleh Zayn. Selama menunggu si teroris pemilik pisau meraba dagunya. Sedangkan Zayn sibuk dan lawannyanya yang membekapnya lebih erat. Zayn nyaris tidak bergerak. Tiba tiba si teroris pemilik pisau kembali ke arahnya. Menusuk Zayn. Tapi salah sasaran. Karna saat Ia berusaha di tusuk, Zayn membalik posisinya dengan sekuat tenaga. Sehingga yang terkena tusukan adalah si teroris yang menahannya. Perlahan pelukannya melemah teroris itu tewas mengenaskan.
"nice try. You just stab your own partner" kata Zayn menyalahkan teroris itu. Teroris itu tambah memanas karna Zayn. Dia mengejar Zayn. Tapi kali ini Zayn tidak lari. Ia menangkis serangan pisau itu dengan tangannya nya lalu menumpuk teroris itu dengan kepalannya. Pisau itu terpental melayang ke atas. Tapi tidak menancap ke langit langit. Zayn melihat ke atas dan pisau itu akan menuju si teroris itu. Zayn menyandungi kaki si teroris sampai terjatuh. Dan pisaunya tepat menancap tepat di titik keberadaan jantungnya.
Urusan Zayn selesai. Tanpa harus membunuh mereka. Malah mereka yang membunuh diri mereka sendiri. Zayn jongkok dilantai untuk mencari sebuah pisau masih bersih belum ternodai darah sedikit pun. Ia gunakan untuk memotong tali yang mengikat tangannya. Saat terlepas dia menemukan sebuah knuckle ring di saku celana salah satu dari mayat itu. Ia kantongi, lalu Ia menunggu kedatangan bossnya
"kalian benar benar membuat gua lelah -__-" keluhnya.
Orang itu menyerang Zayn dari depan dan belakang. Dia agak panik. Lalu Ia menuju kearah teroris yang menggenggam 2 pisau. Mungkin akan lebih baik apabila pisaunya ia singkirkan dulu. Mumpung tangannya sudah kedepan lagi. Tapi gagal. Karna sudah keburu ditahan dari belakang. Sudah ditahan tinggal menunggu orang yang menyerang akan menacapkan 2 pisau di dadanya dan di perutnya. Tapi untuk pisau pertama yang mau menyerang dada Zayn, berhasil tertepis oleh kakinya yang memberontak. Plus dagu si pemilik pisau sempat tertendang oleh Zayn. Selama menunggu si teroris pemilik pisau meraba dagunya. Sedangkan Zayn sibuk dan lawannyanya yang membekapnya lebih erat. Zayn nyaris tidak bergerak. Tiba tiba si teroris pemilik pisau kembali ke arahnya. Menusuk Zayn. Tapi salah sasaran. Karna saat Ia berusaha di tusuk, Zayn membalik posisinya dengan sekuat tenaga. Sehingga yang terkena tusukan adalah si teroris yang menahannya. Perlahan pelukannya melemah teroris itu tewas mengenaskan.
"nice try. You just stab your own partner" kata Zayn menyalahkan teroris itu. Teroris itu tambah memanas karna Zayn. Dia mengejar Zayn. Tapi kali ini Zayn tidak lari. Ia menangkis serangan pisau itu dengan tangannya nya lalu menumpuk teroris itu dengan kepalannya. Pisau itu terpental melayang ke atas. Tapi tidak menancap ke langit langit. Zayn melihat ke atas dan pisau itu akan menuju si teroris itu. Zayn menyandungi kaki si teroris sampai terjatuh. Dan pisaunya tepat menancap tepat di titik keberadaan jantungnya.
Urusan Zayn selesai. Tanpa harus membunuh mereka. Malah mereka yang membunuh diri mereka sendiri. Zayn jongkok dilantai untuk mencari sebuah pisau masih bersih belum ternodai darah sedikit pun. Ia gunakan untuk memotong tali yang mengikat tangannya. Saat terlepas dia menemukan sebuah knuckle ring di saku celana salah satu dari mayat itu. Ia kantongi, lalu Ia menunggu kedatangan bossnya
Saat si boss sampai. Ia terkejut saat melihat kedua anak buahnya sudah tergeletak bersama 1 buah pisau yang tertancap di punggung dan dada mereka masing masing.
"Miss me old man?" Tanya Zayn dengan nadanya yang terdengar sangat kejam dan mengerikan bersama senyum paksaan di wajahnya yang sudah babak belur dan darah yang mengalir. Zayn melangkah dengan cepat kearah boss itu. Dengan tampangnya yang benar benar sangar sampai membuat si bos agak takut. Tapi pria tua itu sedang dalam keadaan 'tangan bersih'. Tidak memegang senjata apapun. Zayn datang kearahnya sambil mengeluarkan sebuah Knuckle ring dengan duri tumpul diatasnya dan langsung mengenakannya. Tanpa sungkan sungkan Zayn langsung meninju pria tua itu dengan Knuckle ring yang tumpul sampai mengeluarkan darah dari mulutnya. Dengan Knuckle ring yang tumpul, dapat meremukkan atau meretakkan tulang. Pria itu terjatuh dan wajahnya mati rasa. Zayn langsung melempar ringnya. Muncul ekspresi kepuasan dari wajahnya.
Dia berhasil. Dia berhasil menghabiskan ketua dari pasukan ini dengan mudahnya. Dengan kepalan tangannya sendiri. Tapi tiba tiba raut wajah itu menghilang begitu saja. Dia menundukkan pandangannya ke bawah. Ia melihat, sebuah pisau tertancap di pahanya. Kakinya mulai lemas. Ia shock melihatnya sendiri. Tiba tiba Ia jatuh. Dan Ia baru merasakannya. Ia baru sadar sebelum ia ayunkan tangannya, si boss tua itu sudah mengeluarkan pisau kecilnya dari balik jubahnya dan menancapkannya ke pahanya. Tapi Ia tidak boleh mati sekarang sebelum sinyalnya Ia hidupkan. Tanpa adanya sinyal, tidak akan ada bantuan yang datang. Dia berusaha berdiri. Menuju meja Kepsek dan menghidupkan sinyalnya. Ia mencoba untuk bangun lagi dan berjalan kedepan meja Kepsek. Ia melihat sekelilingnya. Sudah berapa masalah yang Ia buat, mengotori karpet, dinding, meja, dan loker, 3 jasad bergeletakan, loker rada penyok. Kakinya sudah tidak kuat lagi. Ia pun terjatuh disitu. Lalu tengkurap. Jantungnya berdetak semakin cepat. Ia takut, bukan takut untuk berhadapan dengan kematian. Tapi Ia takut pergi sebelum mengucapkan kata selamat tinggal kepada Blu. Tapi apa boleh buat? Dia sudah melakukan tugasnya dengan baik. Tinggal mengaharapkan Blu untuk menggunakan gadgetnya untuk menghubungi polisi dan bala bantuan. Tapi apa yang ia harapkan malah sebaliknya.
"Miss me old man?" Tanya Zayn dengan nadanya yang terdengar sangat kejam dan mengerikan bersama senyum paksaan di wajahnya yang sudah babak belur dan darah yang mengalir. Zayn melangkah dengan cepat kearah boss itu. Dengan tampangnya yang benar benar sangar sampai membuat si bos agak takut. Tapi pria tua itu sedang dalam keadaan 'tangan bersih'. Tidak memegang senjata apapun. Zayn datang kearahnya sambil mengeluarkan sebuah Knuckle ring dengan duri tumpul diatasnya dan langsung mengenakannya. Tanpa sungkan sungkan Zayn langsung meninju pria tua itu dengan Knuckle ring yang tumpul sampai mengeluarkan darah dari mulutnya. Dengan Knuckle ring yang tumpul, dapat meremukkan atau meretakkan tulang. Pria itu terjatuh dan wajahnya mati rasa. Zayn langsung melempar ringnya. Muncul ekspresi kepuasan dari wajahnya.
Dia berhasil. Dia berhasil menghabiskan ketua dari pasukan ini dengan mudahnya. Dengan kepalan tangannya sendiri. Tapi tiba tiba raut wajah itu menghilang begitu saja. Dia menundukkan pandangannya ke bawah. Ia melihat, sebuah pisau tertancap di pahanya. Kakinya mulai lemas. Ia shock melihatnya sendiri. Tiba tiba Ia jatuh. Dan Ia baru merasakannya. Ia baru sadar sebelum ia ayunkan tangannya, si boss tua itu sudah mengeluarkan pisau kecilnya dari balik jubahnya dan menancapkannya ke pahanya. Tapi Ia tidak boleh mati sekarang sebelum sinyalnya Ia hidupkan. Tanpa adanya sinyal, tidak akan ada bantuan yang datang. Dia berusaha berdiri. Menuju meja Kepsek dan menghidupkan sinyalnya. Ia mencoba untuk bangun lagi dan berjalan kedepan meja Kepsek. Ia melihat sekelilingnya. Sudah berapa masalah yang Ia buat, mengotori karpet, dinding, meja, dan loker, 3 jasad bergeletakan, loker rada penyok. Kakinya sudah tidak kuat lagi. Ia pun terjatuh disitu. Lalu tengkurap. Jantungnya berdetak semakin cepat. Ia takut, bukan takut untuk berhadapan dengan kematian. Tapi Ia takut pergi sebelum mengucapkan kata selamat tinggal kepada Blu. Tapi apa boleh buat? Dia sudah melakukan tugasnya dengan baik. Tinggal mengaharapkan Blu untuk menggunakan gadgetnya untuk menghubungi polisi dan bala bantuan. Tapi apa yang ia harapkan malah sebaliknya.
-back to them-
"Zayn, you okay? Zayn!" kata Blu terkejut melihat sebilah pisau tmasih tertancap di pahanya.
"take it off, will you? UHUK" pinta Zayn lalu tiba tiba batuk Dan meludahi darah dari mulutnya.
"gimana caranya Zayn?" Tanya Blu agak panik.
"Tarik Aja langsung" perintahnya.
tanpa pilihan Blu langsung menarik pisaunya dengan cepat.
"AAKKHH!!! Fucking Hurt!" rintihnya.
Blu pun membuang pisau itu jauh jauh. Blu memberi Zayn tatapannya yang penuh khawatir
"Fuuhh. Untung ngga panjang panjang banget. Untung ngga nembus Sampe bawah" kata Zayn masih sempat berbicara dengan nada santainya.
"tapi nancep Zayn" kata Blu sangat khawatir.
"hey, mau kemana lo?" Tanya Zayn saat melihat Blu langsung beranjak dan meninggalkan Zayn menuju ruang sekretaris kepsek yang sebelahan dengan ruang kepsek. Jadi ruangan ini Ada 3. Lalu Blu kembali dengan sekantung pembalut wanita. Dan membalutkannya ke luka tusukan yang lumayan lebar di paha Zayn.
"tahan ini untuk membalut luka mu. teken kuat kuat" perintah Blu.
Zayn pun menekannya. Blu mengeluarkan bbnya Saku celananya dan melihat sinyalnya muncul lagi. "sinyalnya ada! 911 911 911" kata Blu langsung menekan nomor 911 untuk menghubungi polisi. Tapi saat iya menghubunginya. Tiba tiba bb Blu mati. Low.
"take it off, will you? UHUK" pinta Zayn lalu tiba tiba batuk Dan meludahi darah dari mulutnya.
"gimana caranya Zayn?" Tanya Blu agak panik.
"Tarik Aja langsung" perintahnya.
tanpa pilihan Blu langsung menarik pisaunya dengan cepat.
"AAKKHH!!! Fucking Hurt!" rintihnya.
Blu pun membuang pisau itu jauh jauh. Blu memberi Zayn tatapannya yang penuh khawatir
"Fuuhh. Untung ngga panjang panjang banget. Untung ngga nembus Sampe bawah" kata Zayn masih sempat berbicara dengan nada santainya.
"tapi nancep Zayn" kata Blu sangat khawatir.
"hey, mau kemana lo?" Tanya Zayn saat melihat Blu langsung beranjak dan meninggalkan Zayn menuju ruang sekretaris kepsek yang sebelahan dengan ruang kepsek. Jadi ruangan ini Ada 3. Lalu Blu kembali dengan sekantung pembalut wanita. Dan membalutkannya ke luka tusukan yang lumayan lebar di paha Zayn.
"tahan ini untuk membalut luka mu. teken kuat kuat" perintah Blu.
Zayn pun menekannya. Blu mengeluarkan bbnya Saku celananya dan melihat sinyalnya muncul lagi. "sinyalnya ada! 911 911 911" kata Blu langsung menekan nomor 911 untuk menghubungi polisi. Tapi saat iya menghubunginya. Tiba tiba bb Blu mati. Low.
"no. No. Nononononono!!! No!" kata Blu langsung frustasi mengetahui bbnya kehabisan energi sambil menepuk nepuk bbnya.
"AAHH!! NGGA GUNA BANGSAT!" Blu langsung membuang bbnya sampai memantul entah kemana.
Bl: Tunggu disini Zayn. Gua bakal keluar nyaribantuan. Tunggu sini ya
Za: jangan Blu. (menahan tangan Blu)
jangan. Lo disini aja. Temenin gua disini
Bl: ngga. Lo butuh pertolongan-
Za: gua ngga butuh apapun kecuali keberadaan lo. Lo membalut luka tusuk gua dengan pembalut, itu udah membantu (lebih tegas sampai membuat Blu diam)
Za: aku butuh kamu Blu (menggenggam lengan Blu dengan telapaknya yan sedinin es batu)
Bl: Zayn..
Za: sini Blu. Duduk disebelah gua aja. Bersih kok. Ngga berbanjir darah :)
kata Zayn sambil memberikan senyuman harapan kepada Blu. Mata Blu berkaca kaca hingga pecah. Dia melakukan apa yang Zayn mau. Dia duduk disebelah Zayn.
Za: sini dong. Jangan jauhan, capek kan? Sini nyender aja
tawaran Zayn memang terdengar rada 'modus'. Tapi tawarannya itu asli. Dia lagi ngga menggoda. Dia bener bener mau Blu bersandar didadanya. Begitu juga Blu memeluk Zayn disandarannya.
Za: do you hear my heart still beating?
Bl: mmhm (mengangguk)
Za: glad to know i'm still Alive
Bl: Zayn!
Za: hahahahaha Chill Blu. It's a joke
di situasi seperti ini Zayn masih sempat bercanda, masih sempat sempatnya untuk tertawa. Ia lakukan itu demi membuat suasana agak ramai. Dia tau, waktunya sudah dekat sampai tubuhnya kehabisan darah karna darah di pahanya tidak kunjung berhenti.
Bl: please Zayn. I worried about you
Za: lo? Mengkhawatirkan gua? Hahaha itu omong kosong
Bl: Zayn, please jangan tinggalin gua disini!
Akhirnya air mata Blu menetas juga. Sampai membasahi baju Zayn. Dan saat itu Zayn hanya meraba pipi Blu yang sudah basah kuyup. Dia mengelusnya dan menghapusnya dengan ibu jarinya yang belum ternodai darah
Za: owh Blu. Jangan nangis dong. Gua juga mengkhawatirkan lo kok (tersenyum ke pandangannya ke bawah. Tepat didepan mata Blu)
Bl: lo mengkhawatirkan Gua?
Za: iyalah. semenjak kita berdua kabur itu, gua hanya mengkhawatirkan kondisi lo. Ohiya, ngomong ngomong gua minta maaf banget udah ngunciin lo di ruang janitor
Bl: karna lo udah meminjamkan jaket kulit lo. Gua maafin deh
Za: hahahahaha, akhirnya dimaafin juga. Ohiya! Denger denger lo Abis bertantem sama para teroris ya?
Bl: ahahaha iya. Belom tau anaknya Chuck Norris?
Za: lo emang anaknya beneran? (kaget) (ngga nyangka)
Bl: ahahahah ngga lah. Nama belakang kita doang yang sama
Akhirnya usaha Zayn sukses untuk membuat Blu tertawa ditengah tengah momen menegangkan begini.
Za: tadi lo apain aja?
Bl: iya! Tadi itu gua hampir mau di perkosa tau. Gua lawan tanpa ampun aja. Enak aja
Za: ohiya, bukannya tadi lo pake rok ya?
Bl: iya tadi ini aku nemu. Yaudah gua ganti aja
Za: kayak kenal itu celananya (curiga)
Bl: pinjam dulu ya ._. besok gua cuci di laundry Abis itu langsung gua balikiin ._.
Za: ahaahaha, akhirnya ada yang nyuciin juga
Bl: heeh maunya
Semakin sering Zayn berbicara. Rasanya rasa dikakinya semakin memburuk.
Za: terus tadi caranya kesini gimana?
Bl: nahh ternyata gua--
Blu melanjutkan ceritanya dengan panjang lebar. Sedangkan Zayn berusaha mengendalikan rasa sakitnya. Dan tambah menekan pahanya dengan pembalut.
Za: mmhm. Gua ngga tau lo berani banget Blu
meskipun Zayn sibuk dengan lukanya. Tapi ia tetap menghargai curhatan Blu.
Bl: how's your leg Zayn?
Za: ukh, nothing to worry about"
Zayn, masih saja bisa santai walau Ia tau waktunya akan mendekat. Semakin terasa kehangatan Blu, semakin pasrah Zayn untuk pergi dengan perlahan.
Za: Blu, gua ngga enak nih. Gua mau minta maaf udah memiliki banyak argumentasi sama lo
Bl: ngga apa apa. Sebenarnya gua menikmatinya saat kita berargumentasi Zayn (jujur)
Za: gua juga. Rasanya kita makin deket karna itu
Za: Blu
Bl: ya Zayn? Lo ngerasa dingin?
Za: hah? Ngga-
Bl: badan lo dingin banget Zayn. Nih gua balikin deh jaketnya. (melepaskan dan mengenakannya ke Zayn)
Za: sebenernya ngga perlu. Gua udah merasa hangat dengan keberadaa lo, Blu
Bl: owh Zayn. Tapi makasih ya udah minjemin (blushing)
Za: ahahah Iya sama sama :)
Tiba tiba perasaan Blu tentang luka Zayn menjadi tidak enak.
Bl: Zayn?
Za: (menahan sakit) yeah Blu?
Bl: you alright?
Za: yeah. Never felt better (tersenyum ikhlas)
Bl: look, I can't stand it for seeing you miserable-
Za: Blu. Don't worry about it. I just want you to forget it
tidak ada yang bisa Blu lakukan selain diam merasakan genggaman Zayn yang sangat dingin.
Za: I want, your smile, your laugh, your happines, and those blue eyes before I go
Bl: Zayn! (start crying)
Za: please don't cry in my last hour with you
Bl: Zayn--
Za: will you do that? I really hate whenever I saw you cry
Air mata Blu malah tambah deras. Zayn pun menghapusnya lagi dengan senang hati dan ikhlas.
Za: andaikan gua menjadi presiden UK suatu saat nanti. Gua berjanji akan membuat sebuah undang undang yang mengatakan 'barangsiapa yang berani membuat Blu Norris menangis dan sedih. Akan diberi hukuman seberat beratnya (menghapus air mata Blu)
Bl: ahah (tertawa kecil)
Za: dan.. barang siapa yang bisa membuat Blu Norris senang gembira dan kembali tersenyum sampai tertawa. Akan diberikan hadiah berharga dengan hormat dari presiden (menyentuh ujung hidung Blu yang mancung sambil tersenyum kearah Blu setelah menghapus air mata Blu. )
Za: "see. When you smile, always makes me feel like i'm in heaven so peaceful
meskipun air mata sempat berhenti tapi kembali mengalir. Blu memeluk Zayn lebih erat dari sebelumnya. dia benar benar tidak mau kehilangan Zayn
Za: waktu gua udah jatuh di karpet ini. Hopeless.But i pray, and pray. Just waiting for angel pick me up and take me to heaven. But that 'angel' really came. She didn't take me to the heaven. But the angel just layin on my chest. Oh wait what? (bingung sendiri. Demi membuat tawa Blu kembali)
Bl: ahahah
Za: don't make me to explain about your laugh okay?
Bl: menggeleng
Za: good. But it doesn't mean I'm out of word
Bl: Tunggu disini Zayn. Gua bakal keluar nyaribantuan. Tunggu sini ya
Za: jangan Blu. (menahan tangan Blu)
jangan. Lo disini aja. Temenin gua disini
Bl: ngga. Lo butuh pertolongan-
Za: gua ngga butuh apapun kecuali keberadaan lo. Lo membalut luka tusuk gua dengan pembalut, itu udah membantu (lebih tegas sampai membuat Blu diam)
Za: aku butuh kamu Blu (menggenggam lengan Blu dengan telapaknya yan sedinin es batu)
Bl: Zayn..
Za: sini Blu. Duduk disebelah gua aja. Bersih kok. Ngga berbanjir darah :)
kata Zayn sambil memberikan senyuman harapan kepada Blu. Mata Blu berkaca kaca hingga pecah. Dia melakukan apa yang Zayn mau. Dia duduk disebelah Zayn.
Za: sini dong. Jangan jauhan, capek kan? Sini nyender aja
tawaran Zayn memang terdengar rada 'modus'. Tapi tawarannya itu asli. Dia lagi ngga menggoda. Dia bener bener mau Blu bersandar didadanya. Begitu juga Blu memeluk Zayn disandarannya.
Za: do you hear my heart still beating?
Bl: mmhm (mengangguk)
Za: glad to know i'm still Alive
Bl: Zayn!
Za: hahahahaha Chill Blu. It's a joke
di situasi seperti ini Zayn masih sempat bercanda, masih sempat sempatnya untuk tertawa. Ia lakukan itu demi membuat suasana agak ramai. Dia tau, waktunya sudah dekat sampai tubuhnya kehabisan darah karna darah di pahanya tidak kunjung berhenti.
Bl: please Zayn. I worried about you
Za: lo? Mengkhawatirkan gua? Hahaha itu omong kosong
Bl: Zayn, please jangan tinggalin gua disini!
Akhirnya air mata Blu menetas juga. Sampai membasahi baju Zayn. Dan saat itu Zayn hanya meraba pipi Blu yang sudah basah kuyup. Dia mengelusnya dan menghapusnya dengan ibu jarinya yang belum ternodai darah
Za: owh Blu. Jangan nangis dong. Gua juga mengkhawatirkan lo kok (tersenyum ke pandangannya ke bawah. Tepat didepan mata Blu)
Bl: lo mengkhawatirkan Gua?
Za: iyalah. semenjak kita berdua kabur itu, gua hanya mengkhawatirkan kondisi lo. Ohiya, ngomong ngomong gua minta maaf banget udah ngunciin lo di ruang janitor
Bl: karna lo udah meminjamkan jaket kulit lo. Gua maafin deh
Za: hahahahaha, akhirnya dimaafin juga. Ohiya! Denger denger lo Abis bertantem sama para teroris ya?
Bl: ahahaha iya. Belom tau anaknya Chuck Norris?
Za: lo emang anaknya beneran? (kaget) (ngga nyangka)
Bl: ahahahah ngga lah. Nama belakang kita doang yang sama
Akhirnya usaha Zayn sukses untuk membuat Blu tertawa ditengah tengah momen menegangkan begini.
Za: tadi lo apain aja?
Bl: iya! Tadi itu gua hampir mau di perkosa tau. Gua lawan tanpa ampun aja. Enak aja
Za: ohiya, bukannya tadi lo pake rok ya?
Bl: iya tadi ini aku nemu. Yaudah gua ganti aja
Za: kayak kenal itu celananya (curiga)
Bl: pinjam dulu ya ._. besok gua cuci di laundry Abis itu langsung gua balikiin ._.
Za: ahaahaha, akhirnya ada yang nyuciin juga
Bl: heeh maunya
Semakin sering Zayn berbicara. Rasanya rasa dikakinya semakin memburuk.
Za: terus tadi caranya kesini gimana?
Bl: nahh ternyata gua--
Blu melanjutkan ceritanya dengan panjang lebar. Sedangkan Zayn berusaha mengendalikan rasa sakitnya. Dan tambah menekan pahanya dengan pembalut.
Za: mmhm. Gua ngga tau lo berani banget Blu
meskipun Zayn sibuk dengan lukanya. Tapi ia tetap menghargai curhatan Blu.
Bl: how's your leg Zayn?
Za: ukh, nothing to worry about"
Zayn, masih saja bisa santai walau Ia tau waktunya akan mendekat. Semakin terasa kehangatan Blu, semakin pasrah Zayn untuk pergi dengan perlahan.
Za: Blu, gua ngga enak nih. Gua mau minta maaf udah memiliki banyak argumentasi sama lo
Bl: ngga apa apa. Sebenarnya gua menikmatinya saat kita berargumentasi Zayn (jujur)
Za: gua juga. Rasanya kita makin deket karna itu
Za: Blu
Bl: ya Zayn? Lo ngerasa dingin?
Za: hah? Ngga-
Bl: badan lo dingin banget Zayn. Nih gua balikin deh jaketnya. (melepaskan dan mengenakannya ke Zayn)
Za: sebenernya ngga perlu. Gua udah merasa hangat dengan keberadaa lo, Blu
Bl: owh Zayn. Tapi makasih ya udah minjemin (blushing)
Za: ahahah Iya sama sama :)
Tiba tiba perasaan Blu tentang luka Zayn menjadi tidak enak.
Bl: Zayn?
Za: (menahan sakit) yeah Blu?
Bl: you alright?
Za: yeah. Never felt better (tersenyum ikhlas)
Bl: look, I can't stand it for seeing you miserable-
Za: Blu. Don't worry about it. I just want you to forget it
tidak ada yang bisa Blu lakukan selain diam merasakan genggaman Zayn yang sangat dingin.
Za: I want, your smile, your laugh, your happines, and those blue eyes before I go
Bl: Zayn! (start crying)
Za: please don't cry in my last hour with you
Bl: Zayn--
Za: will you do that? I really hate whenever I saw you cry
Air mata Blu malah tambah deras. Zayn pun menghapusnya lagi dengan senang hati dan ikhlas.
Za: andaikan gua menjadi presiden UK suatu saat nanti. Gua berjanji akan membuat sebuah undang undang yang mengatakan 'barangsiapa yang berani membuat Blu Norris menangis dan sedih. Akan diberi hukuman seberat beratnya (menghapus air mata Blu)
Bl: ahah (tertawa kecil)
Za: dan.. barang siapa yang bisa membuat Blu Norris senang gembira dan kembali tersenyum sampai tertawa. Akan diberikan hadiah berharga dengan hormat dari presiden (menyentuh ujung hidung Blu yang mancung sambil tersenyum kearah Blu setelah menghapus air mata Blu. )
Za: "see. When you smile, always makes me feel like i'm in heaven so peaceful
meskipun air mata sempat berhenti tapi kembali mengalir. Blu memeluk Zayn lebih erat dari sebelumnya. dia benar benar tidak mau kehilangan Zayn
Za: waktu gua udah jatuh di karpet ini. Hopeless.But i pray, and pray. Just waiting for angel pick me up and take me to heaven. But that 'angel' really came. She didn't take me to the heaven. But the angel just layin on my chest. Oh wait what? (bingung sendiri. Demi membuat tawa Blu kembali)
Bl: ahahah
Za: don't make me to explain about your laugh okay?
Bl: menggeleng
Za: good. But it doesn't mean I'm out of word
Mereka masih bersandar di sana. Blu mengganggam tangan Zayn yang dingin sedangkan Zayn bermain dengan rambut Blu.
Bl: I really don't want you to leave Zayn
Za: but what if I had to?
Bl: no you don't. You just promised me to went the same collage and carry on our new life in collage, together. And I just promised you to help you get through so you can graduated
Bl: we had an appointment. And that one, i promise i won't broke it. How about you Zayn?
Blu menatap wajah Zayn yang sudah putih pucat seputih mayat
Za: "i'll go if you go" (tersenyum)
Tapi, aura Blu berubah saat melihat raut wajah Zayn meskipun tersenyum tapi wajahnya yang tambah pucat dan tangannya yang medingin.
Bl:Zayn, you're not look fine
Za: I know
Bl: look I really have to find a help
Za: no, you already help me
Bl: what did i do? I did nothing (tidak bisa menahan air mata. akhirnya menetas juga)
Za: you did
Blu dengan ekspresinya yang penuh pertanyaan tapi tetap tidak bisa berhenti menangis.
Za: remind me how important you are to me :)
Bl: Zayn please don't make me cry-
Za: and. You remind me how love is
I just knew, you are my destiny love, Blu
Bl: Zayn (dia beranjak bangun dari dekapan Zayn dan langsung menatap serius Zayn) (dia kehabisan kata kata)
Za: come here
Zayn meminta Blu untuk mendekat dengannya. Blu mendekat dengan Zayn. Zayn menangkap pipi Blu dengan tangannya yang masih bersih. Awalnya, ia sempat mengelus pipinya dengan ibu jarinya. Persis dengan apa yang ia lakukan saat meniduri Blu di ruang janitor. Dengan energi yang masih tersisa ala kadarnya. Wajah Zayn maju ke wajah Blu. Blu juga melakukan hal yang sama selain karna tangan Zayn yang sedikit memberikan tarikan di pipinya untuk mendekat. Zayn memejamkan matanya. Begitu juga Blu. Zayn merasakan kehangatan dan kenyamanan dari bibir Blu yang manis hangat dan merah. Namun sebaliknya dengan Blu. Ia merasakan kedinginan di bibir Zayn. Seperti Ia sedang mencium es. Tapi itu bukan berarti ciuman terburuk yang pernah Ia rasakan. Tapi yang terbaik. Bersama pria yang baru saja Ia cintai. Yang dulu sangat Ia hindari. Tapi sekarang pria itu menciumnya dengan perlahan dan gentle. Bibir mereka masih bertemu. Mereka tidak akan berhenti kecuali salah satu dari mereka ada yang berhenti. Bibir Zayn membeku. Bibirnya berhenti mencium Blu. Blu curiga, mengapa Zayn berhenti. Ia melepaskan ciumannya dan langsung menatap Zayn dengan panik. Dia sudah memejamkan matanya.
"ZAYN!!" kata Blu panik. Zayn tidak menjawab sama sekali.
"Zayn! Answer me!"
Bl: I really don't want you to leave Zayn
Za: but what if I had to?
Bl: no you don't. You just promised me to went the same collage and carry on our new life in collage, together. And I just promised you to help you get through so you can graduated
Bl: we had an appointment. And that one, i promise i won't broke it. How about you Zayn?
Blu menatap wajah Zayn yang sudah putih pucat seputih mayat
Za: "i'll go if you go" (tersenyum)
Tapi, aura Blu berubah saat melihat raut wajah Zayn meskipun tersenyum tapi wajahnya yang tambah pucat dan tangannya yang medingin.
Bl:Zayn, you're not look fine
Za: I know
Bl: look I really have to find a help
Za: no, you already help me
Bl: what did i do? I did nothing (tidak bisa menahan air mata. akhirnya menetas juga)
Za: you did
Blu dengan ekspresinya yang penuh pertanyaan tapi tetap tidak bisa berhenti menangis.
Za: remind me how important you are to me :)
Bl: Zayn please don't make me cry-
Za: and. You remind me how love is
I just knew, you are my destiny love, Blu
Bl: Zayn (dia beranjak bangun dari dekapan Zayn dan langsung menatap serius Zayn) (dia kehabisan kata kata)
Za: come here
Zayn meminta Blu untuk mendekat dengannya. Blu mendekat dengan Zayn. Zayn menangkap pipi Blu dengan tangannya yang masih bersih. Awalnya, ia sempat mengelus pipinya dengan ibu jarinya. Persis dengan apa yang ia lakukan saat meniduri Blu di ruang janitor. Dengan energi yang masih tersisa ala kadarnya. Wajah Zayn maju ke wajah Blu. Blu juga melakukan hal yang sama selain karna tangan Zayn yang sedikit memberikan tarikan di pipinya untuk mendekat. Zayn memejamkan matanya. Begitu juga Blu. Zayn merasakan kehangatan dan kenyamanan dari bibir Blu yang manis hangat dan merah. Namun sebaliknya dengan Blu. Ia merasakan kedinginan di bibir Zayn. Seperti Ia sedang mencium es. Tapi itu bukan berarti ciuman terburuk yang pernah Ia rasakan. Tapi yang terbaik. Bersama pria yang baru saja Ia cintai. Yang dulu sangat Ia hindari. Tapi sekarang pria itu menciumnya dengan perlahan dan gentle. Bibir mereka masih bertemu. Mereka tidak akan berhenti kecuali salah satu dari mereka ada yang berhenti. Bibir Zayn membeku. Bibirnya berhenti mencium Blu. Blu curiga, mengapa Zayn berhenti. Ia melepaskan ciumannya dan langsung menatap Zayn dengan panik. Dia sudah memejamkan matanya.
"ZAYN!!" kata Blu panik. Zayn tidak menjawab sama sekali.
"Zayn! Answer me!"
*BRAAK*
tiba tiba seseorang telah medobrak pintu ruang kepsek
tiba tiba seseorang telah medobrak pintu ruang kepsek
"SUPERMAN IS HERE!" teriak Lou.
- Third Shot Pretty Soon ;D ~~
- Third Shot Pretty Soon ;D ~~
with Hugs and Kisses
- Miles~
No comments:
Post a Comment